Senin 14 Sep 2020 08:54 WIB

Petani Badui Mulai Tanam Padi Huma

Padi huma ditanam untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pendapatan ekonomi.

Tanaman padi gogo (ilustrasi)
Foto: Kementan
Tanaman padi gogo (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah petani Badui di Kabupaten Lebak, Banten, mulai menanam padi huma atau padi gogo untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pendapatan ekonomi. "Kami menanam padi huma seluas satu hektare," kata Santa (50) seorang petani Badui saat ditemui di lahan ladang Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak, Ahad (13/9).

Para petani menanam padi huma di lahan-lahan ladang secara serentak sesuai kalender adat masyarakat komunitas Badui. Garapan bercocok tanam padi huma pada pertengahan September 2020 maka bisa dipanen selama enam bulan ke depan karena menggunakan benih varietas padi lokal. Petani Badui juga menanam pisang, cabai, tebu hingga sayur-sayuran dengan cara tumpang sari.

Baca Juga

"Kami berharap pertanian yang ditanam di lahan ladang itu bisa menghasilkan pangan dan pendapatan ekonomi," kata Santa. Begitu juga petani Badui lainnya, Kudil (50) warga Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bercocok tanam padi huma untuk ketahanan pangan keluarga.

Selain itu juga menanam tanaman jahe merah, cikur, pepaya, pisang dan cabai. Gerakan menanam padi huma dilakukan secara serentak sesuai ketentuan penghitungan adat, sebab penanaman serentak itu nanti musim panen secara bersamaan.

Saat ini, dirinya bercocok tanam ladang seluas satu hektare di kawasan hutan tanah ulayat Badui. "Kami sejak turun temurun menanam padi huma dan tanaman lain di ladang dengan menggunakan pupuk organik," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan pemerintah daerah terus mendorong petani Badui mengembangkan ketahanan pangan dengan bercocok tanam ladang huma. Mereka petani Badui melaksanakan tanam padi huma di ladang dengan pola berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lainnya agar tanamannya tumbuh dan subur.

Sistem pola tanam tradisional Badui mereka membuka hutan dengan cara tebang bakar sebab sisa-sisa pembakaran tersebut bisa dijadikan pupuk organik untuk menyuburkan lahan pertanian. "Kami mengapresiasi ketahanan pangan warga Badui itu dari hasil panen padi sehingga belum pernah mengalami kerawanan pangan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement