Ahad 13 Sep 2020 11:47 WIB

Halle Berry Kenang Kemenangan Emosional di Ajang Oscar

Halle Berry satu-satunya perempuan kulit hitam pemenang aktris terbaik Oscar.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Halle Berry
Foto: EPA
Halle Berry

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Aktris Halle Berry mengenang kemenangannya yang emosional di ajang Piala Oscar belasan tahun silam. Pada Academy Awards 2002, Berry dinobatkan sebagai aktris terbaik berkat peran di sinema Monster's Ball.

"Saya benar-benar tidak menyangka akan menang. Saya tidak tahu apa yang akan saya katakan. Alam bawah sadar saya mengambil alih dan saya mengatakan apa yang ada di roh saya, apa yang ada di hati saya," ujar Berry seperti dilansir di USA Today, Ahad (13/9).

Dia tidak menduga bisa menang sebab Golden Globe kerap dianggap pendahulu Oscar dan Berry tidak memenangkan Golden Globe. Dia mengingat lagi pengalaman luar biasa dalam hidupnya tersebut pada sesi bincang virtual dengan Amanda Parris.

Ketika menyampaikan pidato kemenangan, Berry menyebut momen tersebut jauh lebih besar dari dirinya. Sang aktris mendedikasikan piala Oscar pertamanya kepada semua perempuan kulit hitam dan berwarna di seluruh dunia.

Berry berharap ada banyak sosok lain yang menyusulnya setelah kemenangan 18 tahun silam. Nyatanya, sampai hari ini, perempuan 54 tahun itu menjadi satu-satunya perempuan kulit hitam yang memenangkan kategori aktris terbaik Oscar.

Ada beberapa aktris kulit hitam dan berwarna yang menjadi nominasi kategori itu namun kalah. Mereka adalah Ruth Negga nominator Oscar 2017 untuk film Loving dan Cynthia Erivo nominator tahun ini untuk film Harriet.

"Sekarang sudah hampir 20 tahun dan tidak ada yang mendapatkannya. Setiap kali Oscar hampir datang, saya menjadi sangat reflektif. Saya selalu berpikir mungkin tahun ini, dan menjadi sedih setiap kali tak ada yang menang," kata dia.

Pemeran tokoh Storm di X-Men: Days of Future Past itu kini tengah menyiapkan Bruised, film yang menjadi debut penyutradaraannya. Dia juga berperan dalam film tersebut sebagai petarung seni bela diri campuran.

Menurut Berry, Bruised adalah film pertarungan klasik. Meski belum rampung dan produksinya terkendala oleh pandemi Covid-19, Netflix dikabarkan sudah membeli Bruised sebesar 20 juta dolar AS.

Saat pertama membaca skenario film, Berry tidak merasa cerita itu cocok untuknya. Naskah dianggapnya lebih pas dengan perempuan muda 25 tahun berkulit putih dan berkebangsaan Irlandia, bukan tokoh dengan usia dan etnisnya.

"Tugas saya, meyakinkan produser yang memiliki hak atas film agar membiarkan saya menata ulang cerita untuk perempuan kulit hitam paruh baya, dan bagaimana saya dapat menceritakan kisah petarung ini," kata Berry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement