Ahad 13 Sep 2020 02:30 WIB

Legenda Reggae 'Toots' Hibbert Meninggal Dunia

Personel 'Toots' Fredrick Nathaniel Hibbert mengaku sebagai pencipta sebutan reggae.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Reiny Dwinanda
Legenda reggae Frederick Nathaniel Hibbert tutup usia pada Jumat.
Foto: AP
Legenda reggae Frederick Nathaniel Hibbert tutup usia pada Jumat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Legenda reggae Frederick Nathaniel "Toots" Hibbert dikabarkan meninggal dunia pada usia 77 tahun. Berdasarkan informasi, musisi tersebut sempat mengaami koma secara medis.

Mengutip BBC, Sabtu (12/9), pihak keluarga menyatakan bahwa Hibbert meninggal Jumat (11/9). Kendati demikian, penyebab kematiannya tidak disebutkan.

Baca Juga

Hibbert diketahui sempat dibawa ke rumah sakit dengan gejala mirip Covid-19. Sebagai pentolan dari band reggae legendaris Toots and the Maytals, ia membuat reggae semakin dikenal. Utamanya, ketika mereka membawakan lagu "Pressure Drop", "Monkey Man", dan "Funky Kingston".

Tak hanya itu, dalam lagu "Do The Reggay" pada 1986, nama genre reggae juga mulai diklaimnya. Sebagai musisi paling berpengaruh di Jamaika, dirinya juga ikut mempopulerkan reggae ke kancah dunia di medio 1960-an.

Lahir di May Pen, Jamaika pada 1942, Hibbert merupakan bungsu dari tujuh bersaudara. Dirinya mulai mendalami dunia tarik suara setelah aktif dan menyanyikan musik gospel di paduan suara gereja.

"Kami harus bernyanyi sebelum kelas, bernyanyi di pagi hari. Dan guru berkata, 'Ya, kamu memiliki suara terbaik' dan akhirnya memberi saya dorongan yang baik," katanya kepada BBC 2018 lalu.

Pada 1962, ketika Jamaika merdeka dari Inggris, Hibbert bersama anggota lainnya menandatangani kontrak dengan label Studio One. Hingga akhirnya, dalam waktu 10 tahun, berbagai single hit, seperti "Fever", "Bam Bam", dan "Sweet and Dandy" mulai digemari.

Sepanjang hidupnya, Hibbert tak digambarkan sebagai pria "patuh". Dirinya diketahui sempat ditangkap pada 1967 karena kepemilikan mariyuana.

Mendekam sembilan bulan di bui, Hibbert menjadi penghambat bagi bandnya. Namun demikian, setelah dibebaskan, ia menulis lagu "54-46 That’s My Number" yang merujuk ke nomor penjaranya. Lagu itu, kemudian menjadi lagu reggae pertama yang popular di luar Jamaika.

Pada saat yang sama, istilah genre reggae memang belum ada. Sebaliknya, musik yang merupakan evolusi dari ska dan rocksteady itu disebut sebagai blue-beat atau boogie-beat.

"Musiknya ada di sana dan tidak ada yang tidak tahu harus menyebutnya apa," katanya pada 6 Music.

"Dan di Jamaika kami memiliki bahasa gaul - jika kami tidak terlihat begitu baik, jika kami terlihat compang-camping, kami akan menyebutnya 'streggae'. Dari sanalah saya mengambilnya."

"Saya merekam lagu ini "Do The Reggay" dan orang-orang mengatakan kepada saya bahwa lagu itu membuat mereka tahu bahwa musik kami disebut reggae. Jadi saya yang menciptakan kata itu!" ungkapnya saat wawancara dulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement