Jumat 11 Sep 2020 21:42 WIB

Jumlah Pengangguran Malaysia Turun Saat Pandemi

Sektor ekonomi Malaysia meningkatkan penggunaan tenaga kerja sejak Juni 2020

Red: Nur Aini
Sejumlah warga berjalan di taman kawasan Menara Berkembar Petronas (KLCC) di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (7/9/2020). Pemerintah Malaysia menutup pintu masuk warga pemegang visa jangka panjang dari 23 negara yang beresiko tinggi terhadap COVID-19 antara lain Indonesia, Amerika Serikat, India, Spanyol, Inggris, Arab Saudi, Perancis, Turki, Italia, Jerman.
Foto: Antara/Rafiuddin Abdul Rahman
Sejumlah warga berjalan di taman kawasan Menara Berkembar Petronas (KLCC) di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (7/9/2020). Pemerintah Malaysia menutup pintu masuk warga pemegang visa jangka panjang dari 23 negara yang beresiko tinggi terhadap COVID-19 antara lain Indonesia, Amerika Serikat, India, Spanyol, Inggris, Arab Saudi, Perancis, Turki, Italia, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Ekonomi Malaysia Mustapa Mohamed mengatakan jumlah pengangguran di Malaysia turun sebesar 28.200 orang pada Juli 2020 dibandingkan sebulan sebelumnya.

"Jumlah penganggur pada Juli 2020 adalah sebanyak 745.100 orang, berkurang sebanyak 28.200 orang dibandingkan Juni 2020," ujar Mustapa Mohamed kepada media di Putrajaya, Jumat (11/9).

Baca Juga

Berdasarkan data tenaga pekerja Juli 2020, yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Malaysia, angka pengangguran menurun 4,7 persen setelah mencatatkan angka tertinggi 5,3 persen pada Mei 2020 dan Juni 2020 sebesar 4,9 persen. Mustapa mengatakan sebagian besar sektor ekonomi terus mencatatkan peningkatan penggunaan tenaga kerja sejak Juni 2020.

Ia mengatakan peningkatan yang mencolok dapat dilihat sebagian besar di sektor jasa, termasuk penginapan, bisnis makanan dan minuman, kesenian, hiburan dan rekreasi, pengangkutan, dan kegiatan berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi seperti, e-commerce dan e-hailing.

"Keadaan pasar buruh yang semakin baik ini didukung oleh aktivitas ekonomi yang semakin pulih," katanya.

Indeks Pengeluaran Perindustrian (IPP) yang meliputi tiga sektor utama, yaitu pertambangan, produksi, dan listrik, mencatat pertumbuhan positif sebesar 2,1 persen pada Juli 2020 dibandingkan Juli 2019 setelah mengalami penyusutan selama empat bulan berturut-turut sejak Maret.

"Peningkatan IPP didorong oleh pertumbuhan indeks produksi yang berkembang sebanyak 2,9 persen. Walau bagaimanapun, indeks pertambangan dan indeks listrik masing-masing mencatatkan penyusutan tiga persen persen dan 5,1 persen," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement