Jumat 11 Sep 2020 11:06 WIB

Banggar: 'Rem Darurat' Anies Buat Saham Banyak Berguguran

Pernyataan Anies yang dramatis dan bombastis berdampak ke sektor keuangan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Kepala Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah menilai, kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menarik 'rem darurat' telah berdampak signifikan pada pasar keuangan nasional. Berdasarkan catatan Said, saham-saham perusahaan dalam negeri senilai ratusan triliun terjual bersih di pasar reguler.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kepala Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah menilai, kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menarik 'rem darurat' telah berdampak signifikan pada pasar keuangan nasional. Berdasarkan catatan Said, saham-saham perusahaan dalam negeri senilai ratusan triliun terjual bersih di pasar reguler.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah menilai, kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menarik 'rem darurat' telah berdampak signifikan pada pasar keuangan nasional. Berdasarkan catatan Said, saham-saham perusahaan dalam negeri senilai ratusan triliun terjual bersih di pasar reguler.

Said menyesalkan pengumuman Anies yang dinilainya sebagai pernyataan bombastis dan dramatis, hingga menimbulkan dampak ke berbagai sektor, termasuk keuangan. "Dan membakar ludes Rp 300 triliun saham-saham kita, berguguran," katanya saat Rapat Kerja dengan Pemerintah dan DPR tentang Pembicaraan Tingkat I RUU APBN 2021, Jumat (11/9).

Baca Juga

Sebagai multiplier effect-nya, Said mengatakan, aksi jual bersih itu akan memberikan tekanan pada sektor riil. Bahkan, menurutnya, industri ritel bisa hancur akibat korporasi yang 'berantakan'.

Said turut menyinggung, berbagai kebijakan Bank Indonesia (BI) yang selama ini mampu menstabilkan sektor keuangan, terutama di tengah pandemi Covid-19 bisa ‘berbalik arah’ akibat pengumuman Anies. "Kita khawatir, upaya yang dilakukan Gubernur BI akan menjadi sia-sia bagi kita semua, kalau tidak ada koordinasi yang baik di semua lini," ucap perwakilan dari fraksi PDIP itu.

Said berharap, dampak yang sudah terjadi ini dapat segera diatasi oleh pihak moneter, baik BI maupun Otoritas Jasa Keuangan, bersama Kementerian Keuangan dari sisi fiskal. Sebab, apabila terus dibiarkan, efek negatifnya bisa terjadi hingga ke masyarakat.

Kebijakan Anies untuk kembali memberlakukan PSBB di Jakarta tidak hanya disinggung Said, Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat menyebutkan, pengumuman Anies yang menjadi penyebab volatilitas pasar keuangan meningkat pada Kamis (10/9) pagi.

Airlangga mengatakan, sebenarnya, kinerja pasar keuangan sebenarnya sudah menunjukkan arah positif sejak beberapa pekan terakhir dibandingkan April. Indeks saham sektoral mengalami penguatan pada sebagian besar sektor dengan variasi kenaikan hingga di atas 20 persen.

Tapi, kinerja tersebut berubah pada indeks saham Kamis (10/9) pagi. "Hari ini, indeks masih ada ketidakpastian akibat daripada announcement Gubernur DKI tadi malam. Sehingga, pagi tadi, indeks sudah di bawah 5.000," tutur Airlangga dalam Webinar Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Kamis (10/9).

IHSG Kamis memang ditutup turun 5 persen ke level 4.891,46. Kapitalisasi pasar turun menjadi Rp 5.682 triliun dari Rp 5.979 triliun. Net sell asing tercatat sebesar Rp 663,01 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement