Kamis 10 Sep 2020 23:12 WIB

November, Bio Farma Terima 50 Juta Dosis Konsentrat Vaksin

Bio Farma tak hanya mendistribusikan vaksi tapi ada transfer teknologi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19, (ilustrasi)
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bio Farma sudah dipastikan akan menerima bulk atau konsentrat vaksin Covid-19 Ready to Fill (RTF) vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai dengan Maret 2021 mendatang. Kepastian ini, ditandai dengan penandatanganan Prelimenary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Production of Covid-19 Vaccine, yang dilaksanakan pada 20 Agustus 2020 di Hainan-China.

Penandatanganan tersebut, dilakukan oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dengan General Manager Sinovac, Gao Xiang yang disaksikan oleh Menteri BUMN Sekaligus Ketua Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN), Erick Thohir, dan Menteri Luar Negeri RI, Retno L Marsudi.   

Pengiriman bulk dari Sinovac ini, akan dibagi kedalam skema, 10 juta dosis pertama Bulk Vaksin Covid-19 akan dikirim pada bulan November 2020. Kemudian pada Desember 2020 akan dikirim kembali sebanyak 10 juta dosis bulk. Akan diteruskan pada Januari 2021-Maret 2021, masing–masing 10 juta dosis bulk per bulan. Sehingga, jumlah total bulk vaksin yang akan diterima oleh oleh Bio Farma sejak November 2020 hingga Meret 2021, sebanyak 50 juta dosis bulk vaksin Covid-19.  

 

Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana KPEN Erick Thohir mengatakan, dalam agreement tersebut, Bio Farma tidak hanya sekadar mengolah dan mendistribusikan saja, tetapi juga ada unsur transfer teknologi. “Dalam kunjungan ini kita ingin memastikan transformasi dari industri kesehatan kita, di mana Bio Farma kerja sama dengan Sinovac adalah sebuah kerja sama yang win-win, bahwa menyepakati dengan Sinovac dalam hal transfer knowledge, transfer teknologi, ini yang perlu digaris bawahi,” ujar Erick, Kamis (10/9).                                                                                       

Sementara menurut Menteri Luar Negeri RI Retno L Marsudi, pada tanggal 20 Agustus 2020, dilaksanakan dua penandatanganan perjanjian. Pertama, Indonesia akan dipastikan mendapatkan tambahan pasokan bulk vaksin Covid-19 hingga Maret 2021, hingga tambahan pasokan sampai dengan akhir tahun 2021.

"Perjanjian ini, untuk menyepakati komitmen ketersediaan Pasokan bulk vaccine hingga 50 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021," katanya.

Dokumen kedua yang ditandatangani Sinovac dan Bio Farma, kata dia, adalah MoU untuk komitmen kapasitas bulk vaccine 2021 dimana Sinovac akan memberikan prioritas kepada Bio Farma untuk pasokan bulk vaccine hingga akhir tahun 2021. "Ini adalah kerja sama yang cukup panjang antara Bio Farma dan Sinovac," kata Retno.  

 

Sedangkan menurut Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, ia mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak termasuk dari Pemerintah, Kementerian-Kementerian, Lembaga Pemerintahan, serta semua insan holding farmasi atas dukungannya untuk mewujudkan vaksin Covid-19 untuk Indonesia.

 

“Alhamdulillah kemarin Bio Farma dan Sinovac sudah menandatangani kesepakatan tentang suply bulk vaksin Covid-19 Ready to Fill (RTF). Penandatanganan ini, disaksikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI Ibu Retno dan Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana KPEN Bapak Erick Tohir," katanya.

Selanjutnya, kata dia, Bio Farma menantikan kiriman 10 juta dosis bulk vaksin Covid-19 pertama di bulan November 2020, dan pada Desember 2020 akan datang 10 juta dosis bulk berikutnya. Kemudian pada bulan Januari 2021 hingga Maret 2021 akan datang 10 juta dosis bulk vaksin Covid-19 setiap bulannya. Sehingga total yang akan diterima Bio Farma sampai dengan Maret 2021 adalah sebanyak 50 juta bulk vaksin Covid-19.

"Mari kita tuntaskan tugas besar kita untuk segera memproduksi vaksin dan mendistribusikannya bagi masyarakat Indonesia," kata Honesti.

 

Honesti mengatakan, bulk yang akan diterima oleh Bio Farma dalam bentuk RTF, pada bulan November 2020 tidak akan langsung diproduksi, melainkan akan dilakukan serangkaian pengujian di Bio Farma dan proses regristrasi di Badan POM, sampai pada akhirnya siap untuk diproduksi.

Setelah semua proses tersebut selesai, kata dia, Bio Farma akan melanjutkan proses filling and packaging untuk menjadi produk akhir (Finished Product) sehingga didalamnya terdapat komponen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), dan transfer teknologi dalam bidang fill/finish bulk dengan technolgy transfer pengujian.

 

Bio Farma sendiri sudah mempersiapkan fasilitas produksi vaksin Covid-19 dengan kapasitas sebanyak 100 juta dosis pada bulan Agustus 2020, dan pada akhir Desember 2020, akan ada tambahan kapasitas produksi sebanyak 150 juta dosis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement