Kamis 10 Sep 2020 11:43 WIB

Teori Baru tentang Asal-usul Benda Antariksa Oumuamua

Ilmuwan menduga Oumuamua adalah dust bunny pertama yang terdeteksi di Tata Surya.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Oumuamua, Benda langit yang pernah disangka kapal Alien
Foto: Euronews/M Kornmesser ESO via AFP-Getty Image
Oumuamua, Benda langit yang pernah disangka kapal Alien

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Objek luar angkasa Oumuamua masih menjadi misteri hingga saat ini. Pengunjung Tata Surya dari sistem bintang lain ini telah mengundang ketertarikan para peneliti. Kini muncul teori menyebutkan Oumuamua yang berbentuk mirip cerutu itu merupakan dust bunny.

Dilansir dari Space pada Kamis (10/9), dust bunny di bumi adalah gumpalan hasil akumulasi debu yang terkumpul oleh listrik statis yang mengitarinya. Para peneliti meyakini Oumuamua ialah objek angkasa pertama berbentuk dust bunny yang terdeteksi di tata surya.

Baca Juga

Penelitian yang dilakukan Jane Luu selaku astronom dari Universitas Oslo. Dia mengungkap Oumuamua ialah batu angkasa yang mungkin dibentuk dari sisa debu yang terbuang dari komet. Batu ini lalu terakumulasi hingga terdorong melintasi angkasa oleh radiasi matahari.

Luu dan timnya memandang Oumuamua terbentuk dari sisa pecahan batu, gas dan debu komet. Debu dan gas yang terbang lepas dari inti komet lalu terhubung satu sama lain dan membentuk Oumuamua. Seiring waktu, fragmen ini terus membesar hingga mendapat daya dorong. Hasil penelian Luu dan timnya dipublikasikan pada 4 September dalam Jurnal Astrofisika.

Oumuamua pertama terdeteksi pada 2017. Kemudian para peneliti mulai mendesain teori soal apa sebenarnya Oumuamua dan bagaimana terbentuknya. Para peneliti juga penasaran dengan pergerakannya yang cepat melintasi angkasa hingga 92 ribu kilometer per jam.

Teori awal sempat menyebutkan Oumuamua merupakan hidrogen padat. Sehingga ketika mendekati bintang, Oumuamua mengubah gas hidrogen menjadi tenaga pendorong. Teori yang lebih gila memandang Oumuamua ialah objek yang dibuat oleh alien cerdas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement