Rabu 09 Sep 2020 21:32 WIB

Jokowi Prediksi Wisata Olahraga Booming Pascpandemi

Sektor pariwisata merupakan salah satu yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo. Jokowi mempredisiksi wisata olahraga atau sport tourism akan booming pascapandemi Covid-19.
Foto: istimewa/tangkapan layar
Presiden Joko Widodo. Jokowi mempredisiksi wisata olahraga atau sport tourism akan booming pascapandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi turisme olahraga atau sport tourism akan menjadi tren baru pascapandemi Covid-19 usai nanti. Alasannya, masyarakat diyakini lebih memilih untuk beraktivitas di luar ruang setelah sekian lamanya membatasi mobilitas.

Baca Juga

"Peluang pengembangan sport tourism ini semakin besar pascapandemi nanti. Masyarakat akan lebih memilih berolahraga dan berwisata di alam terbuka, di alam bebas," ujar Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara puncak Hari Olahraga Nasional XXXVII tahun 2020 di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9).  

Melihat peluang sport tourism yang besar di masa mendatang, Presiden pun meminta seluruh pihak terkait, dari pengelola destinasi pariwisata hingga pegiat turisme olahraga, untuk menyiapkan diri. Pulihnya sektor pariwisata ke depan juga diharapkan mampu memberikan efek ikutan kepada industri kecil, terutama pelaku UMKM. 

"Peluang ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk Indonesia yang alamnya indah," kata Jokowi. 

Sport tourism yang dimaksud Presiden, antara lain kegiatan wisata yang melibatkan aktivitas fisik di luar ruang. Contohnya, wisata pendakian gunung, wisata bahari, hingga pemandangan alam yang disajikan daerah pegunungan. 

"Hal ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai acara olahraga seperti terbang layang, menyelam, bersepeda, atletik, dan olahraga rekreatif lainnya," ujar Presiden. 

Sektor pariwisata merupakan salah satu yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Beberapa daerah yang pendapatannya sangat bergantung terhadap sektor ini, seperti Bali dan DI Yogyakarta, sangat merasakan dampaknya. 

Hantaman terhadap pariwisata nasional juga tecermin pada jebloknya pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, PDB nasional terkontraksi cukup dalam, -5,32 persen (yoy) pada kuartal II 2020.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement