Rabu 09 Sep 2020 17:09 WIB

Masuk Zona Orange, Banyumas Tunda Sekolah Tatap Muka

Kegiatan sekolah masih akan dilakukan secara daring.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah siswa antre mencuci tangannya sebelum mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SD Negeri 26 Sukajadi, Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (7/9/2020). Pemerintah Kabupaten Banyuasin memberikan izin kepada sekolah di wilayah tersebut untuk melaksanakan KBM tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Sejumlah siswa antre mencuci tangannya sebelum mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SD Negeri 26 Sukajadi, Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (7/9/2020). Pemerintah Kabupaten Banyuasin memberikan izin kepada sekolah di wilayah tersebut untuk melaksanakan KBM tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Temuan kasus Covid 19 di Kabupaten Banyumas, sejak dua hari terakhir mengalami peningkatan cukup signifikan. Status wabah di wilayah Banyumas yang sebelumnya sudah masuk zona hijau, meningkat lagi menjadi zona oranye.

Terkait hal ini, Bupati Achmad Husein memutuskan untuk menunda rencana pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah-sekolah yang ada di wilayahnya. ''Kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk pembelajaran tatap muka,'' katanya, saat ditemui wartawan di pendopo setda setempat, Selasa (8/9).

Baca Juga

Dengan kondisi tersebut, dia menyatakan, lampu hijau yang sebelumnya diberikan pada sekolah-sekolah untuk penyelenggaraan PTM, otomatis dibatalkan. ''Kalau saya nerobos tetap menyelenggarakan PTM, nanti saya yang disalahkan karena aturannya memang tidak boleh,'' katanya.

Sebelumnya, Bupati memang memberi lampu hijau bagi sekolah-sekolah di bawah tanggung jawab Pemkab, untuk mengajukan permohonan kegiatan PTM. Untuk itu, sejumlah sekolah tingkat SMP sudah mengajukan permohonan, bahkan ada yang sudah melakukan simulasi bila PTM dilaksanakan.

Namun dengan pernyataan terakhir Bupati, pihak sekolah harus kembali mengendapkan harapannya untuk bisa menyelenggarakan PTM. Kegiatan pembelajaran, masih akan dilakukan sepenuhnya dengan menggunakan sistem daring.

Menurut Bupati, semula dia memberikan lampu hijau penyelenggaraan PTM, karena angka penularan atau //reproduksi rate// kasus Covid 19 di Banyumas, sudah di bawah standar WHO. Selama sekitar 9 hari, angka reproduksi rate di Banyumas berada pada kisaran 0,5 persen.

Namun saat ini, angka reproduksi rate Covid 19 di Banyumas kembali melonjak mencapai 1,2 persen. ''Ini sudah lampu merah lagi. Karena itu, saya putuskan untuk menunda lagi pelaksanaan PTM di sekolah,'' katanya.

Dia menyebutkan, keputusan penundaan PTM dilakukan tidak hanya untuk melindungi anak-anak. Tapi juga seluruh anggota keluarga yang di rumah. ''Mungkin saja, para pelajar itu tidak merasakan sakit saat terjangkit Covid 19. Tapi belum tentu dengan anggota keluarganya yang ada di rumah,'' katanya.

Berdasarkan data Gugus Tugas Covid 19 Banyumas per Selasa (8/9), jumlah warga yang terjangkit Covid 19 hingga saat ini tercatat sebanyak 343 orang. Dari jumlah itu, 67 orang masih dirawat, 268 orang sudah dinyatakan sembuh dan 8 orang meninggal dunia.

Sementara untuk menekan angka fatalitas kasus Covid 19 di wilayahnya, Bupati Achmad Husein menyatakan saat ini pihaknya sedang mendata warga yang memiliki resiko tinggi jika terjangkit Covid 19. Yakni, para orang-orang tua di atas usia 60 tahun dan warga yang memiliki penyakit tertentu (Comorbid).

''Sudah sejak sepekan terakhir, saya minta pihak desa dan kelurahan melakukan pendataan. Saya minta pendataan selesai akhir pekan ini,'' katanya.

Menurutnya, pendataan ini perlu dilakukan untuk mengetahui siapa saja dan berapa orang yang memiliki resiko tinggi jika terpapar Covid 19. ''Dengan data ini, kita bisa fokus pada mereka agar tidak sampai terjangkit Covid 19,'' katanya.

Namun dia menyebutkan, pencegahan terjangkitnya warga beresiko tinggi dari penyakit Covid-19, akan lebih efektif bila dilakukan oleh masyarakat sendiri. Terutama oleh yang bersangkutan, dan keluarganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement