Rabu 09 Sep 2020 15:18 WIB

Denda Masker di Jabar Sudah Mencapai Rp 100 Juta

Pergerakan warga tidak diiringi dengan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan masih ditemukan warga yang membandel tidak mematuhi protokol kesehatan, salah satunya tidak memakai masker. Akibatnya, warga harus membayar denda yang ditotalkan saat ini sudah mencapai Rp 100 juta.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan masih ditemukan warga yang membandel tidak mematuhi protokol kesehatan, salah satunya tidak memakai masker. Akibatnya, warga harus membayar denda yang ditotalkan saat ini sudah mencapai Rp 100 juta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan masih ditemukan warga yang membandel tidak mematuhi protokol kesehatan, salah satunya tidak memakai masker. Akibatnya, warga harus membayar denda yang ditotalkan saat ini sudah mencapai Rp 100 juta.

"Total denda sudah Rp 100 jutaan, pelanggaran mayoritas masih pelanggaran individu. Sehingga akan ada program lanjutan pembagian masker oleh TNI Polri,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di acara Konferensi Pers, Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (9/9).

Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 masih belum maksimal. Di sisi lain, pergerakan masyarakat sudah mulai meningkat hampir seperti sebelum adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sayangnya, hal tersebut tidak diiringi dengan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan. Sehingga, penerapan sanksi denda terus meningkat.

 

Menurut Emil, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penggunaan masker di masyarakat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk menyosialisasikan sekaligus membagikan masker kepada masyarakat.

“Kami melihat juga pergerakan masyarakat di minggu ini sudah hampir sama dengan sebelum PSBB dulu, sehingga pengetatan (gerakana) 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) menjadi tantangan,” paparnya.

Pengendalian penyebaran Covid-19, kata dia, menjadi tantangan yang harus dibenahi sesegera mungkin agar sebaran virus tidak meluas. Terlebih, mayoritas orang-orang yang terkonfirmasi mayoritas berstatus orang tanpa gejala. 

Dari data yang ia miliki, kata dia, total kasus aktif Covid-19 di Jawa Barat mencapai 5.000. Hampir 40 persen dirawat di Rumah Sakit rujukan. Sisanya, melaksanakan isolasi di rumah masing-masing karena relatif tidak mengalami keluhan kesehatan.

“Yang menjadi tantangan Jabar di minggu ini adalah tingkat kesembuhan dari pasien menurut gugus tugas masih kurang maksimal. sehingga kami sedang mempelajari kasus keberhasilan penyembuhan, salah satunya di Secapa AD,” paparnya.

Sehingga, kata dia, metoda, obat dan lain-lain akan direkomendasikan kepada 5 ribuan kasus aktif yang ada di Jabar. "Mudah mudahan seiring dengan kesembuhan, karena tingkat kematian di Jabar relatif rendah, membuat kondisi lebih terkendali,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement