Rabu 09 Sep 2020 10:51 WIB

Sejarah Hari Ini: Pemimpin Komunis Mao Zedong Meninggal

Pada 9 September 1976, pemimpin komunis berpengaruh China Mao Zedong meninggal

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Mao Zedong
Foto: myfirstclasslife.com
Mao Zedong

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pada 9 September 1976, pemimpin komunis berpengaruh China, Mao Zedong meninggal dunia di usia 82 tahun. Setara dengan V.I. Lenin dan Joseph Stalin, Mao adalah salah satu tokoh komunis paling signifikan dalam Perang Dingin kala itu.

Seperti dilansir BBC History, kematian Mao Zedong diumumkan oleh Komite Sentral Partai Komunis China, Dewan Negara, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, dan Komisi Urusan Militer partai. Mao memang sedang dalam kondisi kesehatan yang buruk selama beberapa tahun belakangan.

Baca Juga

Beberapa bulan menjelang September, kesehatannya semakin menurun secara nyata. Dia juga sudah beberapa lama tidak terlihat di hadapan publik.

Hingga berita kematiannya, belum jelas siapa yang akan menggantikan Mao. Tidak ada pewaris yang ditunjuk untuk kepemimpinan 800 juta warga China kala itu.

Berita kematian Ketua Mao pun telah menyebar dengan cepat ke seluruh ibu kota China. Banyak orang memakai ban lengan hitam dan memberikan penghormatan di seberang potret besar Ketua Mao di pintu masuk utama Kota Terlarang.

Tubuhnya terbaring di Aula Besar Rakyat. Upacara peringatan diadakan di Lapangan Tiananmen pada 18 September. Setiap orang kecuali mereka yang melakukan tugas penting diharapkan untuk menjaga keheningan selama tiga menit.

Obituari resmi China kemudian memberi penghormatan kepada perjuangan penting Mao melawan "musuh" di dalam Partai Komunis China yang ia dirikan bersama pada 1921. Mao menjadi terkenal sebagai orang yang memimpin pasukan komunis dalam perjalanan panjang sejauh 6.000 mil (9.656 km) menuju Syenis di China utara untuk menghindari serangan dari partai nasionalis Kuomintang pada pertengahan 1930-an.

Pada tahun 1949 ia menjadi ketua dari Republik Rakyat China yang baru didirikan. Selama tahun 1950-an, Ketua Mao meluncurkan Lompatan Jauh ke Depan. Ini adalah sebuah kampanye untuk meningkatkan produksi industri dengan memobilisasi tenaga kerja China yang sangat besar ke dalam komunitas masyarakat pedesaan.

Bahkan setelah pensiun sebagai ketua republik dia terus memengaruhi kebijakan sebagai ketua Partai Komunis. Lalu ada Revolusi Kebudayaan yang diluncurkan pada 1966. Sekolah dan perguruan tinggi ditutup dan para siswa bergabung dengan Pengawal Merah dalam perang salib ideologis yang menyebabkan banyak pejabat kehilangan pekerjaan, disiksa, dan dibunuh.

Dia dikreditkan karena mendorong kunjungan Presiden Richard Nixon ke China pada Februari 1972, yang pertama oleh seorang pemimpin Amerika. Negara lain membuka kedutaan besar di Beijing dan China akhirnya diberikan kursi di PBB pada 1971.

Dalam sejarahnya, Mao Zedong adalah pendiri China modern dan masih dianggap oleh orang China sebagai salah satu pemimpin besar mereka. Namun, dia juga seorang pemimpin yang kejam dan sangat buruk yang kebijakannya menewaskan puluhan juta orang.

Apa yang disebut "Lompatan Jauh ke Depan" dari pertanian kolektif dan industrialisasi yang pesat menyebabkan kelaparan nasional yang menewaskan 10-35 juta orang. Sementara Revolusi Kebudayaan yang dia luncurkan untuk membersihkan lawan politik, berlangsung selama 10 tahun dan menghancurkan kehidupan dan pendidikan seluruh generasi.

Kematiannya meninggalkan kekosongan kekuasaan di China. Namun, Deng Xiaoping muncul sebagai pemimpin baru China pada 1978.

Dia meliberalisasi debat akademis dan memperkenalkan reformasi ekonomi. Ada juga perpindahan dari ide kolektif di pedesaan yang berarti kekuatan Partai Komunis melemah.

Pada 1989 ia memerintahkan pasukan untuk membubarkan demonstrasi prodemokrasi di Lapangan Tiananmen. Ratusan, mungkin lebih, terbunuh yang memprovokasi kemarahan dan sanksi internasional. Dia terus mendominasi pemerintah China sampai kematiannya pada 1997.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement