Rabu 09 Sep 2020 08:24 WIB

Harga Emas Berjangka Rebound Setelah Aksi Jual Saham

Ketidakpastian Brexit dan Covid-19 mendorong investor menjual saham mereka.

Harga emas rebound dari penurunan empat hari beruntun sebelumnya pada akhir perdagangan Selasa (8/9). Kenaikan harga emas terjadi setelah aksi jual di pasar saham, mendorong investor untuk mencari perlindungan di logam mulia yang dipandang sebagai aset aman.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Harga emas rebound dari penurunan empat hari beruntun sebelumnya pada akhir perdagangan Selasa (8/9). Kenaikan harga emas terjadi setelah aksi jual di pasar saham, mendorong investor untuk mencari perlindungan di logam mulia yang dipandang sebagai aset aman.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas rebound dari penurunan empat hari beruntun sebelumnya pada akhir perdagangan Selasa (8/9). Kenaikan harga emas terjadi setelah aksi jual di pasar saham, mendorong investor untuk mencari perlindungan di logam mulia yang dipandang sebagai aset aman.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 8,9 dolar AS atau 0,46 persen menjadi ditutup pada 1.943,2 dolar AS per ons. Sehari sebelumnya, Senin (7/9), emas berjangka sedikit berubah pada 1.933,60 dolar AS per ons karena pasar-pasar AS ditutup untuk liburan Hari Buruh.

Baca Juga

“Kami melihat rebound dari posisi terendah dalam emas setelah penurunan tajam di ekuitas AS memicu beberapa pembelian safe haven. Orang-orang bingung, mereka tidak tahu di mana posisi terendah di pasar ekuitas saat ini,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Pasar ekuitas global dan harga minyak jatuh setelah aksi jual tajam di saham-saham teknologi, ketidakpastian Brexit dan kekhawatiran atas gejolak dalam kasus virus corona. Keuntungan emas terjadi meskipun dolar AS lebih kuat, yang naik 0,7 persen terhadap mata uang utama saingannya.

Investor sekarang menunggu pertemuan kebijakan ECB pada Kamis (10/9), sementara pertemuan Federal Reserve AS berikutnya dijadwalkan minggu depan. “Semua bank sentral berada di perahu yang sama. Mereka harus terus mencetak uang, terus melonggarkan kebijakan, untuk melawan kemerosotan yang kita hadapi, dan itu akan membuat emas tetap didukung," kata Edward Meir, seorang analis di ED&F Man Capital Markets.

Logam emas telah meningkat lebih dari 27 persen sepanjang tahun ini, setelah bank-bank sentral secara global membanjiri pasar dengan stimulus luar biasa untuk mengimbangi kerusakan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

“Emas telah terjebak dalam kisaran perdagangan yang sangat ketat. Jika kita dapat menembus di atas 1.960 dolar AS, itu mungkin menghidupkan kembali beberapa kehidupan menjadi bergairah,” kata Streible.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 27,9 sen atau 1,04 persen menjadi ditutup pada 26,991 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 12,1 dolar AS atau 1,35 persen menjadi menetap pada 910,3 dolar AS per ons.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement