Rabu 09 Sep 2020 07:32 WIB

Relawan Sakit, Uji Coba Vaksin Covid-19 AstraZeneca Terhenti

Seorang relawan di Inggris yang telah disuntik vaksin Covid AstraZeneca jatuh sakit.

Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca. Uji coba tahap akhir kandidat vaksin Covid-19 AstraZeneca terhenti sementara setelah salah seorang relawan jatuh sakit.
Foto: pharmafile.com
Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca. Uji coba tahap akhir kandidat vaksin Covid-19 AstraZeneca terhenti sementara setelah salah seorang relawan jatuh sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji coba tahap akhir kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dihentikan untuk sementara. Langkah itu ditempuh setelah salah seorang relawan yang telah mendapatkan suntikan calon vaksin jatuh sakit.

AstraZeneca masih menginvestigasi kemungkinan penyakit "potensial yang belum bisa dijelaskan itu" merupakan efek samping dari vaksinasi. Melalui pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa malam, AstraZeneca menyebut bahwa proses peninjauan standar mengharuskan uji coba dihentikan sementara agar bisa mengkaji data keamanan.

Baca Juga

Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai penyakit yang membuat uji coba itu terhenti. Menurut laman STAT yang pertama kali memberitakan, penghentian uji coba terjadi setelah dugaan efek samping terjadi di Inggris.

AstraZeneca teleh merekrut 30 ribu relawan di Amerika Serikat untuk uji coba terbesar untuk vaksinnya pada bulan lalu. Juru bicara perusahaan mengonfirmasikan bahwa penundaan uji coba terjadi di AS dan negara lainnya.

Menurut AstraZeneca, masalah dalam uji coba ini bisa jadi merupakan suatu kebetulan. Orang bisa sakit apa saja selama masa uji coba yang melibatkan ribuan orang.

"Kami sedang bekerja untuk mempercepat peninjauan peristiwa tunggal untuk meminimalkan potensi dampak pada jadwal uji coba," kata pernyataan perusahaan, seperti dikutip AP.

"Sepertinya penyakit yang tidak dapat dijelaskan itu cukup serius sehingga memerlukan rawat inap dan bukan efek samping ringan seperti demam atau nyeri otot," kata Deborah Fuller, seorang peneliti University of Washington yang sedang mengerjakan vaksin Covid-19 berbeda yang belum memulai pengujian pada manusia.

Meski begitu, Fuller menyebut, ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Dia meyakinkan bahwa perusahaan menghentikan sementara studi justru untuk mencari tahu apa yang terjadi dan dengan cermat memantau kesehatan peserta studi.

Penundaan sementara untuk uji coba obat bukanlah hal yang aneh. Menginvestigasi reaksi tak terduga atau serius memang bagian dari kewajiban dalam keamanan uji coba.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement