Selasa 08 Sep 2020 19:11 WIB

Penawaran Surat Utang Pemerintah Tembus Rp 52,26 Triliun

Pemerintah menyerap Rp 22 triliun dari lelang surat utang negara.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Lelang Surat Utang Negara (SUN).
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Lelang Surat Utang Negara (SUN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (8/9) mengumpulkan penawaran masuk sebesar Rp 52,26 triliun. Bid to cover ratio-nya (rasio antara jumlah penawaran yang masuk dengan yang dimenangkan) mencapai 2,62.

Besaran penawaran masuk kali ini lebih rendah dibandingkan penawaran sebelumnya, Rp 78,34 triliun. Tapi, Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Deni Ridwan menjelaskan, besaran penawaran relatif masih tinggi.

Baca Juga

"Sebab, melebihi target lelang pemerintah, Rp 20 triliun," ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Selasa (8/9).

Deni menjelaskan, pemerintah hanya menyerap sebanyak Rp 22 triliun atau sekitar 42 persen dari incoming bids. Kebijakan ini diambil karena likuiditas pemerintah dinilai masih memadai, termasuk untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020. 

Dalam lelang ini, seri yang ditawarkan adalah SPN03201209 (new issuance), SPN12210909 (new issuance), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening), dan FR0076 (reopening). Seluruhnya dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).

Deni menyebutkan, yield yang ditawarkan oleh investor masih kompetitif. Hal ini dilihat dari rata-rata yield tertimbang yang dimenangkan pada lelang hari ini lebih rendah dibandingkan level harga di pasar sekunder pada sehari sebelum lelang maupun rata-rata yield SUN pada pekan sebelumnya.

"Kondisi ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap instrumen Surat Berharga Negara masih terjaga," ucapnya.

Merujuk pada data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini berkisar antara 3,15 persen sampai dengan 7,4 persen. Sedangkan, pada lelang terakhir yang dilaksanakan Selasa (25/8), besarannya adalah 3,2 persen hingga 7,34 persen.

Deni mengatakan, pencapaian positif dari SUN terlihat dari keterlibatan investor dalam negeri. Tanpa menyebutkan jumlahnya, ia menuturkan, partisipasi investor domestik cukup dominan dalam lelang SUN hari ini.

"Ini baik, terutama di saat keadaan pasar yang masih diwarnai oleh fluktuasi nilai tukar rupiah," katanya.

Setelah ini, pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada pekan depan, Selasa (15/8). Instrumen yang akan dilelang adalah seri Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan Project Based Sukuk (PBS) untuk memenuhi sebagian target pembiayaan APBN tahun ini.

Besaran imbalan untuk lelang SBSN pekan depan berkisar antara 6,5 persen sampai 7,75 persen. pemerintah menetapkan target indikatif Rp 8 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement