Selasa 08 Sep 2020 16:44 WIB

Khofifah: Penyebaran Covid-19 di Jatim Sedang Membahayakan

Menurut Khofifah, penyebaran Covid-19 di Jatim 10 hari terakhir 10 kali lebih cepat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa merapikan masker di wajahnya disela-sela menyerahkan bantuan pada perwakilan warga Jawa Timur di Jakarta, Sabtu (22/8/2020). Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan sembako tahap kedua dan ketiga kepada dua ribu warga Jawa Timur yang tinggal di wilayah Jabodetabek yang terdampak pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa merapikan masker di wajahnya disela-sela menyerahkan bantuan pada perwakilan warga Jawa Timur di Jakarta, Sabtu (22/8/2020). Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan sembako tahap kedua dan ketiga kepada dua ribu warga Jawa Timur yang tinggal di wilayah Jabodetabek yang terdampak pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengakui, dalam sepuluh hari terakhir intensitas penyebaran Covid-19 di Jatim lebih tinggi. Bahkan diakuinya, penyebaran virus SARS CoV-2 dalam sepuluh hari terakhir menyebar lebih cepat 10 kali lipat.

"Bagi saya sesungguhnya melihat format penyebaran dari survei terakhir sudah sepuluh harian, agak intens. Spreading-nya sedang lagi membahayakan. Jadi bisa mengalami percepatan sampai 10 kali lipat," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (8/9).

Baca Juga

Dilansir dari data yang dirilis Kominfo Jatim, dalam sepuluh hari terakhir jumlah penambahan pasien positif Covid-19 berada di atas 300 orang setiap harinya. Bahkan pada 30 Agustus 2020, penambahan pasien posiyif Covid-19 mencapai 466 orang. Pada Senin, 7 September 2020 penambahan pasien positif Covid-19 di Jatim sebanyak 307 orang. Sehingga, total pasien positif Covid-19 di Jatim sebanyak 35.941 orang.

"Kalau kita kemarin berbicara rate of transmission satu orang bisa menyebarkan ke beberapa orang dan sterusnya. Ini satu berpotensi ke sepuluh orang," ujarnya.

Khofifah pun meminta masyarakat memperhatikan benar penggunaan masker. Bukan hanya sekadar sebagai syarat, tetapi harus sesuai dengan tata cara yang disyaratkan. Termasuk tidak membuka bagian hidung, atau menaruhnya di dagu.

"Pada posisi ini menggunakan masker ini kewajiban. Mungkin ini akan menjadi dresscode (berpakaian) kita dalam suatu kesatuan," kata dia.

Khofifah juga meminta masyarakat memperhatikan kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan anti septik. Cara seperti ini diyakini bisa menghambat penyebaran Covid-19.

"Kita tidak tahu penyebaran Covid-19 itu berhenti. Maka kita harus menjadi bagian pertama yang melindungi. Kita melindungi maka orang yang bersama kita juga terlindungi," ujarnya.

Provinsi Jatim pada hari ini berada di peringkat kedua dengan 401 kasus baru Covid-19 berdasarkan data yang dirilis pemerintah pusat. Jatim berada di bawah DKI Jakarta dengan 1.014 kasus bar.

Adapun, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 secara nasional bertambah 3.046 orang dalam 24 jam terakhir. Angka ini otomatis mengantarkan Indonesia menembus total kumulatif kasus Covid-19 sebanyak 200.035 orang sejak pandemi pertama kali masuk Indonesia pada awal Maret lalu.

Tren penambahan kasus di atas 3.000-an orang dalam sehari menjadi hal yang biasa dalam sepekan terakhir. Total, sudah delapan kali angka penambahan kasus nasional tembus angka 3.000. Angka penambahan kasus, secara pola mingguan, mengalami penurunan pada Senin (7/9) karena operasional lab yang terbatas setiap Ahad.

photo
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (ilustrasi) - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement