Selasa 08 Sep 2020 09:14 WIB

Sejarah Hari Ini: Organisasi Asia Anti-Komunisme Dibentuk

Asia Tenggara sempat membentuk organisasi untuk membendung komunisme, SEATO

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Peta Asia Tenggara.
Foto: probertencyclopaedia.com
Peta Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Pada 8 September 1954, Southeast Asia Treaty Organisation (SEATO) atau Pakta Pertahanan Asia Tenggara ditandatangani di Manila, Filipina. Organisasi itu didirikan untuk memblokade berkembangnya komunisme di kawasan Asia Tenggara.

Seperti dilansir laman britannica.com, negara anggota SEATO terdiri atas Australia, Perancis, Selandia Baru, Thailand, Pakistan, Filipina, Britania Raya, dan Amerika Serikat (AS). Perjanjian tersebut mulai berlaku pada 19 Februari 1955. Pakistan kemudian menarik diri pada 1968, dan Prancis menghentikan dukungan keuangan pada 1975. Organisasi tersebut mengadakan latihan terakhirnya pada tanggal 20 Februari 1976, dan secara resmi bubar pada 30 Juni 1977.

Baca Juga

Laman history.state.gov mengatakan, meski disebut Organisasi Perjanjian Asia Tenggara, hanya dua negara Asia Tenggara yang menjadi anggota. Filipina bergabung sebagian karena kedekatannya dengan AS dan sebagian karena keprihatinan atas pemberontakan komunis yang mengancam pemerintahannya sendiri. Demikian pula, Thailand bergabung setelah mengetahui tentang "Daerah Otonomi Thailand" yang baru dibentuk di Provinsi Yunnan di China Selatan, mengungkapkan keprihatinan tentang potensi subversi komunis China di negerinya sendiri.

Negara lain di kawasan itu tidak begitu peduli tentang ancaman komunisme terhadap stabilitas internal. Burma dan Indonesia sama-sama lebih suka menjaga netralitas mereka daripada bergabung dengan organisasi tersebut. Malaya (termasuk Singapura) secara politis sulit memberikan dukungan formal kepada organisasi tersebut, meskipun melalui hubungannya dengan Inggris Raya, mereka mempelajari perkembangan-perkembangan penting.

Pembentukan SEATO merupakan jawaban atas tuntutan agar kawasan Asia Tenggara dilindungi dari ekspansionisme komunis, terutama yang terwujud melalui agresi militer di Korea dan Indochina serta melalui subversi yang didukung oleh angkatan bersenjata terorganisir di Malaysia dan Filipina. Sementara itu, Vietnam, Kamboja, dan Laos (negara penerus Indochina) tidak dipertimbangkan untuk menjadi anggota SEATO karena alasan yang terkait dengan perjanjian Jenewa tahun 1954 tentang Vietnam. Namun, negara-negara ini diberikan perlindungan militer oleh sebuah protokol.

Negara-negara lain di Asia Selatan dan Tenggara lebih memilih untuk mempertahankan kebijakan luar negeri mereka yang tidak berpihak. Perjanjian tersebut mendefinisikan tujuannya hanya sebagai pertahanan dan termasuk ketentuan untuk membantu negara sendiri dan saling membantu dalam mencegah dan melawan kegiatan subversif dari luar dan kerja sama dalam mempromosikan kemajuan ekonomi dan sosial. SEATO tidak memiliki kekuatan tetap mengandalkan kekuatan serangan bergerak dari negara-negara anggotanya, yang terlibat dalam latihan militer gabungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement