Selasa 08 Sep 2020 06:40 WIB

Mulan Syuting di Xinjiang, Disney Tuai Kecaman

Live action Mulan dibintangi oleh Liu Yifei.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Film live-action Disney, Mulan, terus mendapat tentangan dari berbagai pihak, termasuk dari aktivis kemanusiaan dan demokrasi.
Foto: Jasin Boland/Disney via AP
Film live-action Disney, Mulan, terus mendapat tentangan dari berbagai pihak, termasuk dari aktivis kemanusiaan dan demokrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Live-action Mulan garapan Disney kembali mendapat kecaman dari para aktivis. Setelah ramai tagar #BoycottMulan lantaran Liu Yifei, sang pemeran utama mendukung polisi Hong Kong, kini para aktivis mengecam Disney karena dianggap tidak mendukung warga Uighur dan minoritas muslim di Xinjiang.

Setelah Mulan dirilis Jumat lalu, para pengamat mencatat beberapa elemen kontroversial dalam film. Salah satunya ialah kredit bagian akhir film yang memperlihatkan ucapan terima kasih Disney secara khusus kepada delapan entitas pemerintah di Xinjiang, termasuk biro keamanan publik di Turpan, sebuah kota di Xinjiang Timur yang menjadi lokasi beberapa kamp pendidikan.

Baca Juga

Film yang disutradarai oleh Niki Caro tersebut juga menuliskan terima kasih kepada Departemen Publisitas Komite Wilayah Otonomi Uighur Xinjiang, Departemen Propaganda Partai Komunis China di Xinjiang. Kerja sama Disney dan otoritas di Xinjiang tak ayal membuat para aktivis geram.

Mulan secara khusus mengucapkan terima kasih kepada publisitas komite daerah otonom uighur BPK Xinjiang dalam kredit. Anda tahu, itu merupakan tempat terjadinya genosida budaya. Mereka syuting secara ekstensif di Xinjiang, yang subtitel-nya disebut China Barat Laut,” kata salah seorang aktivis bernama Jeannette Ng seperti dilansir dari The Guardian pada Selasa (8/9).

Aktivis Joshua Wong menegaskan bahwa fakta itu memperburuk keadaan. “Sekarang, ketika Anda menonton #Mulan, Anda tidak hanya menutup mata terhadap kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial di Hong Kong, Anda juga berpotensi terlibat dalam penahanan massal Muslim Uighur,” kata Joshua Wong.

Pada 2017, dalam misi pencarian lokasi syuting, Caro mengunggah foto bukit pasir gurun yang bergulung dan menambahkan tulisan "Asia /Urumqi" yang mengacu pada ibu kota Xinjiang. Salah satu warganet meninggalkan komentar kritik dalam postingan itu.

"Tak tahu malu, #BoycottMulan dan berbicara menentang #Uyghur #genosida,” demikian komentar warganet tersebut.

China telah menghadapi pengawasan internasional atas perlakuannya terhadap minoritas Muslim di Xinjiang. Diperkirakan setidaknya satu juta penduduk telah ditahan di kamp-kamp interniran di luar hukum. Wanita Uighur telah melaporkan sterilisasi paksa dan pengendalian kelahiran sebagai bagian dari kampanye pemerintah untuk menekan angka kelahiran, yang oleh para ahli disebut sebagai "genosida demografis".

Film Mulan merupakan adaptasi dari animasi Disney tahun 1998 tentang Hua Mulan, seorang wanita muda yang menyamar sebagai seorang pria untuk berperang di tentara kekaisaran demi menggantikan ayahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement