Senin 07 Sep 2020 22:46 WIB

Polda Metro Jaya Tunggu Kedatangan Hadi Pranoto Pekan Ini

Polda Metro Jaya sudah dua kali melayangkan panggilan kepada Hadi Pranoto.

Hadi Pranoto menunjukkan ramuan herbalnya.
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Hadi Pranoto menunjukkan ramuan herbalnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Dikretorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menyatakan bakal menunggu kehadiran Hadi Pranoto(HP) hingga pekan ini untuk memenuhi panggilan sebagai terlapor dalam kasus dugaan penyebaran kabar bohong atau hoaks melalui media sosial. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus di Mako Polda Metro Jaya, mengungkapkan itu Senin (7/9)/

"Kita sedang berkoordinasi dengan pengacaranya, minggu ini kita jadwalkan untuk HP," kata Yusri.

Polda Metro Jaya sudah dua kali melayangkan pemanggilan kepada Hadi Pranoto, namun yang bersangkutan dua kali tidak memenuhi pemeriksaan dengan alasan kesehatan.

"Kita sudah memanggil saudara HP, pertama alasannya sakit dengan membawa surat, kemudian panggilan kedua datang tapi alasan masih sakit dan tidak bersedia untuk diperiksa," ujar Yusri.

Apabila Hadi Pranoto tetap mangkir, katanya, maka polisi akan memberikan ultimatum sebelum akhirnya menjemput paksa Hadi.

Yusri mengatakan pada pemanggilan ketiga pihak kepolisian akan mengeluarkan surat izin kepada penyidik untuk menjemput paksa.

"Nanti akan kita ultimatum, karena di dalam aturan pemanggilan ketiga yang ada adalah surat izin membawa," tambahnya.

Musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji bersama Hadi Pranoto dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Cyber Indonesia terkait dugaan penyebaran berita bohong obat Covid-19 melalui kanal Dunia Manji di YouTube.

Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid menjelaskan konten yang ditayangkan di kanal YouTube pada Sabtu, 1 Agustus 2020 tersebut berpotensi memicu polemik di tengah masyarakat.

Konten yang diunggah Anji tersebut memuat penyataan Hadi Pranoto yang mengklaim sebagai pembuat herbal antibodi Covid-19.

Selain itu, ada pernyataan lainnya Hadi yang dinilai menuai polemik, yakni soal tes cepat dan dan tes usap Covid-19. Hadi mengaku memiliki metode uji yang jauh lebih efektif dengan harga Rp 10 hingga Rp 20 ribu menggunakan teknologi digital.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement