Senin 07 Sep 2020 13:17 WIB

Koalisi Saudi Cegat Serangan Drone Milisi Houthi

Drone Houthi menyasar bandara Arab Saudi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Al-Houthi menyerang balik Arab Saudi.
Foto: republika
Al-Houthi menyerang balik Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,  RIYADH -- Koalisi militer pimpinan Arab Saudi berhasil mencegat pesawat nirawak (drone) yang diluncurkan milisi Houthi Yaman pada Ahad (6/9). Drone itu dilaporkan diarahkan untuk menyerang bandara di Saudi.

"Milisi Houthi terus berupaya untuk menargetkan warga sipil dan objek sipil di Arab Saudi. Kami akan bekerja untuk menetralkan dan menghancurkan kemampuan Houthi sesuai dengan hukum humaniter internasional, ”kata Koalisi Saudi dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Menurut laporan Reuters, juru bicara Houthi Yahya Sarea mengatakan kelompoknya melancarkan serangan dengan drone ke Bandara Internasional Saudi Abha. "Ini ditujukan pada situs militer dan sasaran sensitif yang secara akurat diserang," katanya.

Sementara itu Menteri Informasi Yaman Moammar al-Eryani mengungkapkan pasukan negaranya, dengan dukungan koalisi Saudi, mampu menggagalkan beberapa serangan milisi Houthi dalam 48 jam terakhir. Dia tak memberi keterangan terperinci mengenai hal tersebut.

Houthi memang kerap melancarkan serangan udara ke wilayah Saudi. Pada 22 Agustus lalu, misalnya, koalisi Saudi berhasil mencegat dan menghancurkan drone bermuatan bahan peledak serta rudal balistik yang diluncurkan Houthi.

Sejak Maret 2015, Saudi telah melakukan intervensi militer di Yaman. Mereka berupaya menumpas Houthi dan mengembalikan pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional ke tampuk kekuasaan. Saudi memandang Houthi sebagai ancaman karena didukung Iran.

Sejak saat itu, Saudi gencar melancarkan serangan udara ke Yaman. Peperangan telah menyebabkan banyak sekolah, rumah sakit, dan fasilitas publik lainnya hancur. Konflik memicu jutaan warga kelaparan. Akses ke fasilitas atau layanan kesehatan semakin sulit. PBB telah menyebut krisis Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement