Ahad 06 Sep 2020 09:58 WIB

Gagal Usung Pasha Ungu, Demokrat Ganti Dukung Rusdi Ma'mun

Demokrat sebenarnya kecewa tidak bisa mencalonkan Anwar dan Pasha Ungu.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Indira Rezkisari
Partai Demokrat gagal mengusung  paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid dan Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu akibat kurangnya jumlah kursi.
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Partai Demokrat gagal mengusung paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid dan Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu akibat kurangnya jumlah kursi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demokrat gagal mengusung paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid dan Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu akibat kurangnya jumlah kursi. Demokrat pun memberikan dukungannya ke paslon Rusdi Mastura dan Ma’mun Amir.

"Setelah gagal mengusung kader sendiri, Partai Demokrat kemudian mengusung pasangan Rusdi Mastura dan Ma’mun Amir," kata Plt Ketua DPD Demokrat Sulawesi Tengah Kamhar Lakumani saat dikonfirmasi Republika, Ahad (6/9).

Baca Juga

Demokrat mengaku optimistis pasangan ini akan memenangkan kontestasi Pilgub Sulteng. Sebab tiga partai yang sebelumnya berkoalisi untuk pasangan Anwar-Sigit, kompak beralih kepasangan ini.

Kegagalan mengusung Anwar dan Pasha sendiri disebabkan koalisi yang dirajut dan dibangun tak berhasil memenuhi syarat 9 kursi di DPRD Provinsi Sulteng. Hanya berhasil mengumpulkan 7 kursi, masing-masing Demokrat 4 kursi, PAN 2 kursi dan PPP 1 kursi.

Kamhar mengatakan, Demokrat tak mudah menerima kenyataan atas kegagalan ini, apalagi hanya kurang 2 kursi lagi. Kamhar mengklaim, hasil survei dari berbagai lembaga survei menempatkan pasangan Anwar Hafid dan Sigit Purnomo Said (AS) menempati posisi teratas dengan selisih yang signifikan di atas 10 persen.

Meski demikian, lanjut Kamhar, Demokrat menyadari hal ini tak perlu berlarut-larut. Bagi Partai Demokrat Sulawesi Tengah, ini menjadi imperatif untuk meningkatkan jumlah kursi di DPRD Provinsi Sulteng pada Pileg 2024 nanti, agar peristiwa ini tak terulang.

"Ini menjadi bahan instropeksi untuk berbenah agar ke depan ada peningkatan capaian," ujar Kamhar menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement