Sabtu 05 Sep 2020 06:14 WIB

Rusia Fokus Pengadaan Vaksin Sputnik V untuk Rakyatnya Dulu

Sementara ini, vaksin Covid-19 Rusia hanya untuk penuhi kebutuhan dalam negeri.

Dalam foto dari Russian Direct Investment Fund, (6/8), tampak vaksin baru dari Nikolai Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Moskow, Rusia. Negara Rusia, Selasa (11/8), mengumumkan menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 untuk puluhan ribu warganya. Pengembangnan vaksin Rusia padahal dianggap belum selesai di level uji klinis.
Foto: Alexander Zemlianichenko Jr/ Russian Direct
Dalam foto dari Russian Direct Investment Fund, (6/8), tampak vaksin baru dari Nikolai Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Moskow, Rusia. Negara Rusia, Selasa (11/8), mengumumkan menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 untuk puluhan ribu warganya. Pengembangnan vaksin Rusia padahal dianggap belum selesai di level uji klinis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia mengatakan bahwa hal kunci yang harus dilakukan sekarang adalah menjamin pemenuhan kebutuhan vaksin Covid-19 dalam negeri. Itu artinya, vaksin Covid-19 buatan Rusia bernama Sputnik V sementara hanya akan disediakan untuk pasar dalam negeri.

"Saat ini, yang menjadi fokus utama kami adalah fakta bahwa fasilitas produksi yang berlokasi di Rusia akan difokuskan hanya untuk pasar domestik," kata Pemimpin Eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev dalam temu media secara virtual pada Jumat malam waktu Jakarta.

Baca Juga

Rusia berikutnya akan mengembangkan kemitraan bersama India dan sejumlah negara lain dengan fokus untuk pasar eksternal Rusia mengembangkan Sputnik V, yang pada 11 Agustus lalu diumumkan telah memperoleh izin regulasi dari pemerintah, dengan pendanaan dari RDIF dan penelitian yang dijalankan oleh Institut Riset Gamaleya.

"Prinsip kunci dalam pengaturan kerja sama dengan negara lain, mengenai produksi vaksin yang dikembangkan oleh Gamaleya, difokuskan pada transfer teknologi," ujar Direktur Institut Gamaleya dr Alexander Gintsburg.

Hal itu, menurut Gintsburg, baru dapat dilaksanakan setelah permintaan di Rusia sendiri sudah terpenuhi. Seluruhnya akan memakan waktu hingga satu tahun jika dihitung berdasarkan kajian mengenai kapasitas produksi.

"Sebelumnya, kami menghasilkan imunitas untuk kebanyakan masyarakat kami [...] yang mungkin bisa selesai dalam waktu sembilan sampai 12 bulan. Setelahnya, barulah peningkatan kapasitas produksi, mungkin juga mulai mengekspor vaksin ke negara lain," kata Gintsburg.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement