Jumat 04 Sep 2020 19:14 WIB

Tahun Ini, Pemerintah Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk DP Vaksin

Seluruh dana yang disiapkan adalah Rp 37 triliun untuk program vaksin multiyears.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berjalan keluar seusai memberikan konferensi pers seusai rapat Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Airlangga mengatakan rapat tersebut membahas revisi terhadap Perpres 82/2020 tentang Komite Penanganan COVID-19 dan PEN yang meliputi kelengkapan struktur anggota komite, penetapan anggaran dan pelaksanaan kegiatan komite, dan pengadaan vaksin.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berjalan keluar seusai memberikan konferensi pers seusai rapat Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Airlangga mengatakan rapat tersebut membahas revisi terhadap Perpres 82/2020 tentang Komite Penanganan COVID-19 dan PEN yang meliputi kelengkapan struktur anggota komite, penetapan anggaran dan pelaksanaan kegiatan komite, dan pengadaan vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah menganggarkan Rp 3,3 triliun untuk pembayaran uang muka (down payment/ DP) dalam pengadaan vaksin. Dana tersebut sudah tersedia dan masuk dalam tahun anggaran 2020. 

Jumlah DP tersebut sekitar 10 persen dari total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk pengadaan vaksin. "Seluruh dana yang disiapkan adalah Rp 37 triliun untuk program multiyears," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), Jumat (4/9).

Baca Juga

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance Aryo Irhamna menyebutkan, pemerintah membutuhkan anggaran paling sedikit Rp 75 triliun untuk pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi pada tahun depan.

Angka tersebut didapatkan Aryo dengan menggunakan harga perkiraan vaksin Sinovac yang pernah disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir, yakni 30 dolar AS atau sekitar Rp 400 ribu per orang. Apabila ingin menggunakan standar World Health Organization (WHO) yang menganjurkan vaksinasi diberikan kepada 70 persen penduduk, maka setidaknya 170 juta orang Indonesia harus mendapatkannya.

"Sehingga, total anggaran yang dibutuhkan Rp 75 triliun," tuturnya dalam diskusi virtual Indef, Kamis (2/9).

Aryo mengatakan, jumlah tersebut masih kasar dan bersifat paling rendah karena belum memasukkan biaya logistik, tenaga medis dan komponen-komponen lain yang dibutuhkan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, anggaran pengadaan vaksin tahap awal sudah masuk  pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun ini. Dana tersebut masuk dalam daftar insentif tambahan pada sektor kesehatan yang memiliki anggaran sebesar Rp 23,3 triliun.

Sri menyebutkan, anggaran tersebut berasal dari dana penanganan pandemi Covid-19 di sektor kesehatan yang berpotensi tidak terserap dan belum masuk dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Hanya saja, Sri mengakui, pemerintah masih belum menentukan kebutuhan dana pengadaan vaksin secara lebih detail. Sebab, ia belum mengetahui rincian biaya produksinya dan proses teknis yang harus dilalui. "Angkanya belum tahu. Kita cadangkan berdasarkan estimasi saja," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (10/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement