Sabtu 05 Sep 2020 03:20 WIB

Perguruan Tinggi Islam Diminta Adaptif dengan Era Digital

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam diminta merespons perkembangan zaman di era digital

Rep: Bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis),Prof Muhammad Ali Ramdhani
Foto: Dok Kemenag
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis),Prof Muhammad Ali Ramdhani

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) diminta merespon perkembangan zaman dengan cepat, terkait disrupsi teknologi di era digital. Dengan begitu, PTKI akan mampu menghadapi lompatan teknologi sekaligus tantangan pembangunan moral mahasiswa.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI, Ali Ramdhani mengatakan, PTKI seperti Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan perguruan tinggi Islam swasta, tidak hanya mampu mewaspadai tantangan bidang akademik saja.

"Namun juga tantangan pembangunan akhlak mahasiswa di tengah perubahan akibat pesatnya perkembangan teknologi digital," ungkapnya, usai mengikuti acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Penguatan Kelembagaan Dalam Rangka Alih Status Menuju UIN Pekalongan' di Semarang, Kamis (03/9).

Perguruan tinggi Islam, jelas Ali Ramdani, memiliki tenggungjawab lebih, jika dibandingkan dengan perguruan tinggi umum. Khusunya dalam hal pembangunan attitude dan moral spirtual bagi anak didiknya (para mahasiswa).

Sebab, pada dasarnya perguruan tinggi, dituntut harus mampu menjadi Question The Ask. Ask merupakan akronimasi dari Attitude, Skill, dan Knowledge. "Jadi ada elemen Attitude yang menjadi aspek integral tak terpisahkan bersama dengan keterampilan (skill) seperti ilmu pengetahuan (knowledge).

IAIN, UIN dan juga kampus PTKI lainnya harus memasuki paradigma baru sebagai produsen sarjana yang berilmu lagi pintar bertransformasi. Dalam hal ini diperlukan ilmu pamungkas, yaitu 'learning how to learn', atau belajar tentang cara belajar.

Apalagi, dewasa ini pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi luar biasa cepat. Dalam satu hari saja jutaan teori baru ditulis dalam berbagai jurnal. "Maka sekuat apapun kemajuan yang dicapai PTKI, kalau tidak memiliki kecepatan belajar maka akan tertinggal dan mati.

Walaupun PTKI bukan institusi teknologi,  masih kata Ali Ramdhani, tetapi tetap harus menguasai, memanfaatkan dan juga harus terlibat dalam fase industri 4.0 atau era otomasi.

Sebab Bila PTKI merasa sudah selesai, maka itu akan membuatnya benar- benar selesai. "Artinya, PTKI jangan menjadi menara gading yang hanya enak dilihat, tetapi harus menjadi mercu suar yang dapat memberi tuntunan," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement