Jumat 04 Sep 2020 12:01 WIB

Tantangan Bangun Infrastruktur Kendaraan Listrik

Infrastruktur dan ekosistem kendaraan listrik tak bisa siap dalam sekejap.

Pengisian daya pada mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN di Kantor PLN Disjaya, Gambir, Jakarta. Peran pemerintah hingga perusahaan listrik seperti PLN juga menjadi kunci utama agar ekosistem dan infrastruktur kendaraan listrik bisa terbangun.
Foto: Republika/Prayogi
Pengisian daya pada mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN di Kantor PLN Disjaya, Gambir, Jakarta. Peran pemerintah hingga perusahaan listrik seperti PLN juga menjadi kunci utama agar ekosistem dan infrastruktur kendaraan listrik bisa terbangun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran sejumlah kendaraan listrik dan hibrida (hybrid) di Indonesia kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai tantangan dan kesiapan infrastruktur dan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Menurut Presiden Direktur Nissan di Indonesia, Isao Sekiguchi, menyiapkan infrastruktur dan ekosistem terpadu ini tak bisa dilakukan dalam waktu singkat dan membutuhkan kolaborasi antarpihak.

"Di Jepang pun, kami membutuhkan waktu untuk membangun (infrakstruktur) ini. Salah satu kunci utama adalah kolaborasi antarpihak," kata Sekiguchi melalui wawancara eksklusif bersama Antara, Kamis (3/9).

Baca Juga

Sekiguchi berpendapat bahwa pembuat mobil tidak bisa menyediakan segalanya untuk membangun ekosistem kendaraan listrik. Peran pemerintah hingga perusahaan listrik seperti PLN juga menjadi kunci utama agar ekosistem dan infrastruktur kendaraan listrik bisa terbangun.

Lebih lanjut, Sekiguchi mengatakan, adanya pilot testing atau uji coba kendaraan listrik dan pendukungnya bisa menjadi opsi. Saat ini, sudah ada pembicaraan antara pemerintah Jepang dan Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut.

"Misalnya, ada beberapa electric vehicle (EV), dilakukan tes di sejumlah area, dan kita akan lihat apakah charging station yang dibangun di area itu cukup, hingga membuat EV sebagai sumber energi ketika misalnya terjadi bencana," kata Sekiguchi.

Melalui pilot testing itu, menurut Sekiguchi, pembuat mobil dan pemerintah bisa melakukan studi lebih mendalam dari mobil yang dijadikan contoh, hingga teknologi elektrifikasi apa yang cocok. Lebih lanjut, Sekiguchi berpendapat, membangun ekosistem kendaraan listrik memang membutuhkan waktu yang tak sebentar, namun, baik pembuat mobil maupun pemerintah juga tidak bisa menunggu saja sampai semua pendukung dirasa tersedia.

"Kita bisa memulai membangun ekosistem kendaraan listrik dengan skala yang kecil, misalnya dimulai dari Jakarta, atau bahkan Pulau Bali terlebih dahulu. Di Jepang, kami membuat tes tersebut di sebuah pulau," kata Sekiguchi.

Sementara itu, dari sisi Nissan, Sekiguchi menyebut, pihaknya bisa menyediakan produk apa yang cocok untuk Indonesia. Studi seperti itu dipastikan akan terus berlanjut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement