Jumat 04 Sep 2020 11:40 WIB

Israel Karantina Wilayah Parsial karena Lonjakan Kasus Covid

Warga Israel masih menggelar pesta pernikahan di rumah.

Israel Karantina Wilayah Parsial karena Lonjakan Kasus Covid. Wanita Palestina menikmati pantai di Tel Aviv pada 4 Agustus 2020.
Foto: timesofisrael
Israel Karantina Wilayah Parsial karena Lonjakan Kasus Covid. Wanita Palestina menikmati pantai di Tel Aviv pada 4 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel akan memberlakukan karantina wilayah nasional parsial pekan depan untuk memerangi lonjakan infeksi virus corona, kata kepala satuan tugas pandemi pada Kamis (3/9).

Pejabat kesehatan tersebut, Ronni Gamzu, mengatakan Israel menghadapi momen penting dalam upaya menahan penyebaran Covid-19, dengan sekitar 3.000 kasus baru sekarang dilaporkan setiap hari dalam populasi yang berjumlah sembilan juta jiwa.

Baca Juga

Dia menyalahkan sikap apatis di kalangan minoritas Arab terhadap aturan pembatasan sosial, juga tingkat infeksi tinggi di kalangan masyarakat Yahudi ultra-Ortodoks yang punya hubungan erat.

Pakar kesehatan lainnya mengatakan perselisihan politik di antara anggota koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyebabkan respons yang lambat terhadap gelombang kedua kasus Covid-19 setelah penguncian nasional pada Mei lalu.

"Tolong, tidak ada pernikahan sekarang, tidak ada pertemuan massal ... di mana pun. Ada kota-kota di Israel yang akan diberlakukan jam malam dan ditutup dalam minggu mendatang dan menghadapi kesulitan ekonomi, sosial dan pribadi," kata Gamzu, suaranya meninggi saat memohon dalam konferensi pers di TV.

Dia berbicara setelah pemerintah menyetujui pemberlakuan karantina wilayah terhadap kota-kota yang memiliki tingkat infeksi Covid-19 yang tinggi. Sekitar 30 komunitas, terutama dengan populasi Arab atau ultra-Ortodoks, telah dimasukkan ke dalam kategori itu.

Di kota Arab,Nazareth - diidentifikasi oleh otoritas kesehatan sebagai zona merah - penduduk telah melanggar pembatasan dengan mengadakan pesta pernikahan dan resepsi di rumah. Mereka juga melanggar aturan dengan mengumpulkan ratusan orang di jalan masuk ke rumah atau di taman untuk menghadiri acara-acara, yang biasanya diadakan di aula yang sekarang ditutup.

Gamzu mengatakan tingkat infeksi juga tinggi di daerah masyarakat ultra-Ortodoks. Dia mengimbau para pemimpin agama untuk memastikan aturan jarak fisik diikuti.

Tahun ajaran Israel dimulai pada 1 September, dengan pengajaran di kelas. Israel sejauh ini mencatat 122.799 kasus virus corona dan 976 kematian.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement