Jumat 04 Sep 2020 07:14 WIB

Penularan Covid Mengkhawatirkan, DKI Jakarta Disorot Pusat

DKI Jakarta kembali menjadi provinsi dengan kasus baru terbanyak.

Petugas Kecamatan Senen membawa alat peraga saat kampanye penerapan protokol kesehatan di lampu merah Simpang Lima Senen, Jakarta Pusat, Selasa (9/1). Kampanye tersebut dilakukan sebagai upaya mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan mengingat kasus positif COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta terus mengalami peningkatan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas Kecamatan Senen membawa alat peraga saat kampanye penerapan protokol kesehatan di lampu merah Simpang Lima Senen, Jakarta Pusat, Selasa (9/1). Kampanye tersebut dilakukan sebagai upaya mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan mengingat kasus positif COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta terus mengalami peningkatan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri, Ronggo Astungkoro, Antara

Rekor penambahan kasus harian Covid-19 secara nasional kembali pecah. Pemerintah merilis ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 3.622 orang dalam 24 jam terakhir pada Kamis (3/9).

Baca Juga

Dari penambahan kasus hari ini, DKI Jakarta kembali menjadi provinsi dengan kasus baru terbanyak, yakni 1.359 orang. Di bawah DKI Jakarta, Jawa Timur menduduki posisi kedua dengan 377 kasus baru. Kemudian menyusul Jawa Tengah dengan 242 kasus, Jawa Barat dengan 238 kasus, dan Bali dengan 174 kasus.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, empat daerah pun menyumbang 56 persen kasus terhadap penambahan angka akumulasi kasus Covid-19 pada Kamis. Jakarta kembali teratas.

“Pertama dari DKI Jakarta sebesar 1.359. Jawa Timur 367. Jawa Tengah 242. Jawa Barat 238,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis.

Wiku mengakui, dalam beberapa pekan terakhir ini terjadi peningkatan jumlah kasus yang cukup signifikan. Kondisi inipun dinilainya mulai mengkhawatirkan. Penambahan jumlah kasus Covid yang semakin banyak ini, lanjut dia, menunjukkan bahwa Indonesia masih belum berhasil menekan penularan Covid.

“Ini semuanya artinya bahwa kita sebenarnya belum berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten secara nasional,” jelas dia.

Khusus untuk DKI Jakarta, Wiku meminta Pemprov DKI Jakarta agar memperketat penegakan disiplin masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.

“Pemda DKI Jakarta harus menerapkan dengan ketat penegakan kedisiplinan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Untuk yang tidak perlu ke luar rumah agar tetap di dalam rumah agar tidak timbul penularan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah kasus,” ujar Wiku.

In Picture: Kesibukan Petugas Pemakaman TPU Tegal Alur Meningkat

photo
Seorang petugas melintas di dekat makam Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta, Rabu (2/9). Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan adanya peningkatan kasus kematian pasien positif Covid-19 di Indonesia dalam sepekan terakhir sebesar 24,4 persen. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Ia menjelaskan, kasus Covid-19 di Ibu Kota terus mengalami peningkatan tiap pekannya. Hingga kemarin, kasus akumulatif di Jakarta bahkan sudah mencapai 43.400.

Wiku menyebut, per 2 September, jumlah kasus aktif di DKI Jakarta sebanyak 21,57 persen atau 9.069 kasus. Sedangkan kasus sembuh sebesar 75,5 persen dan kasus kematian sebesar 2,92 persen.

“Dengan angka tersebut DKI Jakarta termasuk ke dalam provinsi dengan kasus sembuh yang tinggi yaitu 75 persen dan kasus meninggal yang rendah di bawah 3 persen, sedangkan kasus aktif 21,57 persen,” kata dia.

Wiku memerinci, jumlah kasus tertinggi di DKI Jakarta yakni ada di Jakarta Selatan, kemudian disusul Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan terendah di Kepulauan Seribu. Sedangkan jumlah kematian akumulatif tertinggi yakni di Jakarta Pusat yang sebanyak 314, Jakarta Timur sebanyak 236, Jakarta Barat sebanyak 233, Jakarta Selatan dengan 215 kasus, dan Jakarta Utara melaporkan 167 kasus.  

“Dari aspek zona risiko dari 5 kabupaten kota di DKI, masih berada di zona merah atau risiko tinggi yaitu Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur,” tambah Wiku.

Wiku mengatakan, meskipun kasus Covid-19 di Jakarta terus mengalami peningkatan, hal ini juga didukung oleh kapasitas pemeriksaan laboratorium yang semakin meningkat dan telah melebihi standar minimal WHO yakni 1/1000 populasi per pekan. Per 2 September kemarin, jumlah orang yang diperiksa di DKI Jakarta pun tercatat sebanyak 652.021.

“Jakarta harus tetap menjaga kinerja testing ini agar dapat memantau mengetahui jumlah sebenarnya yang ada kasusnya di Jakarta,” ucap dia.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, ikut menyinggung penerapan protokol kesehatan yang dilakukan DKI Jakarta. Menurutnya, jumlah orang terinfeksi Covid-19 di Jakarta melonjak setelah diberlakukannya masa transisi.

"Ide dan realitas protokol kesehatan itu benar. Buktinya: DKI yang tadinya angka terinfeksi coronanya turun ternyata melonjak lagi secara tajam setelah ada transisi (pelonggaran)," cuit Mahfud melalui Twitter pribadinya @mohmahfudmd, dikutip Kamis (3/9).

Dalam pencanangan gerakan #AyoPakaiMasker di Mapolres Tanjung Priok, Kamis (3/9), Anies mengakui, Jakarta saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan. Anies meminta warganya untuk tetap disiplin menggunakan masker.

"Jakarta dalam kondisi mengkhawatirkan, angka kematian semakin bertambah. Kecenderungan lepas masker apabila berada dekat dengan anggota keluarga atau teman kerja yang kita kenal menciptakan klaster keluarga dan kluster perkantoran," ujar Anies, Kamis (3/9).

Anies melanjutkan, Pemprov DKI ingin warga sadar pentingnya memakai masker. Menurut Anies, hingga saat ini masih banyak warga Jakarta yang melanggar aturan tidak memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kasus baru Covid-19 di Jakarta pada Kamis (3/9) kembali memecahkan rekor dengan jumlah 1.406. Angka ini mengalahkan rekor sebelumnya sebanyak 1.114 pada Ahad (30/8).

Dengan pertambahan tersebut, total paparan akibat virus novel corona jenis baru ini di Ibu Kota menjadi 43.709 kasus, bertambah signifikan dari sebelumnya sejumlah 42.303.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia di Jakarta, Kamis, menerangkan bahwa penambahan 1.406 kasus Covid-19 ini, 1.137 di antaranya adalah hasil penelusuran pada 2 September 2020 dan kasus lainnya adalah akumulasi data dari 1 September yang baru dilaporkan.

Dwi menjelaskan jumlah kasus aktif yang terpapar penyakit pneumonia akibat virus corona jenis baru itu di Jakarta saat ini sebanyak 10.032 orang (bertambah 561 dari sebelumnya 9.325 orang) yang masih dirawat/isolasi. Sebanyak 32.424 orang dinyatakan telah sembuh dan 1.253 orang meninggal dunia.

photo
Provinsi Terbaik Jalankan PSBB - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement