Kamis 03 Sep 2020 18:37 WIB

Wiku: Kota Depok Sumbang Kasus Tertinggi di Jabar

Wiku menyebut kasus aktif Covid-19 di Jawa Barat masih termasuk tinggi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta. Ilustrasi
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan Kota Depok menyumbang tertinggi kasus positif di Provinsi Jawa Barat. Ia mendetailkan, per 2 September, Kota Depok menyumbang kasus sebesar 1.764, kemudian disusul Kota Bekasi sebesar 1.626, dan Kabupaten Bekasi sebesar 1.105.

Jumlah kasus akumulatif di Provinsi Jawa Barat sendiri tercatat sebanyak 11.481 kasus dengan kasus aktif sebesar 42,38 persen atau 4.866 kasus. Sedangkan kasus sembuh sebanyak 6.339 atau 55,21 persen dan kasus meninggal sebanyak 276 atau 2,4 persen.

“Dengan angka tersebut kasus aktif di Jawa Barat masih termasuk tinggi, lebih tinggi dari persentase kasus aktif nasional yaitu 24,1 persen. Sedangkan kasus sembuh di Jawa Barat masih berada di bawah angka nasional yaitu 71,6 persen,” jelas Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Kamis (3/9).

Wiku menyebut terdapat 13 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang masuk dalam kategori daerah risiko rendah, 10 kabupaten/kota dengan risiko sedang, dan empat kabupaten/kota risiko tinggi. Sementara, jumlah kematian akumulatif terbanyak juga tercatat ada di Kota Depok yakni sebanyak 51 kasus, Kabupaten Bekasi 33 kasus, Kota Bekasi 29, dan Kota Bogor 25 kasus.

“Kami mohon agar Pemprov Jabar dapat terus menekan kasus aktif menjadi minimal sama dengan kasus aktif nasional yaitu 24,1 persen dan meningkatkan kesembuhan yang minimal sama kesembuhan nasional yaitu 71,6 persen, serta mempertahankan atau menurunkan persentase kasus meninggal tetap rendah,” kata dia.

Wiku mengatakan, langkah deteksi dini dan penanganan kasus yang lebih awal dapat mempercepat kesembuhan dan menurunkan angka kematian pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement