Kamis 03 Sep 2020 15:15 WIB

Inggris Bantu Dana Bangun Peta Kerentanan Covid-19 Indonesia

Peta kerentanan Covid-19 akan dibuat untuk Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Red: Nur Aini
Sejumlah tenaga kesehatan melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) ketika bersiap untuk melakukan tes usap Covid-19, ilustrasi
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah tenaga kesehatan melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) ketika bersiap untuk melakukan tes usap Covid-19, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Inggris melalui kedutaan besarnya di Indonesia membantu dana Rp 987 juta pada organisasi nirlaba laporcovid19 untuk membangun peta kerentanan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Duta Besar Inggris Owen Jenkins mengatakan dukungan berupa dana proyek sebesar Rp 987 juta tersebut akan diberikan kepada platform digital laporcovid untuk mengelola tata kelola data di wilayah-wilayah terkena dampak Covid-19 terutama di Jawa Timur, Jawa Barat, termasuk Jakarta.

Baca Juga

"Dukungan ini diharapkan untuk mempermudah kolaborasi tata kelola data sehingga dapat menangani Covid-19 dengan cepat dan terintegrasi. Dukungan dapat membantu dalam pelibatan-pelibatan penting pada Covid-19," kata Jenkins dalam webinar Toward Better Data on Covid-19 In Jakarta (Menuju Data Covid-19 lebih baik di Jakarta), Kamis (3/9).

Jenkins berharap proyek yang nantinya melibatkan Pemprov DKI Jakarta ini mampu memperluas data yang dimiliki oleh Pemprov DKI di laman corona.jakarta.go.id, dengan akses dan penggambaran kondisi faktual di Jakarta.

"Proyek ini terdesain pandemic form ability index, berdasarkan persepsi indeks setiap kelurahan, kondisi sosial, hingga kasus baru covid-19 setiap hari. Dengan hadirnya proyek kolaborasi ini, kami harapkan Jakarta bisa bersama mengatasi pandemi Covid-19," ucap Jenkins.

Adapun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memandang dengan kolaborasi tiga pihak ini yakni Pemprov DKI mendukung persoalan data, mampu memberikan kemajuan dalam langkah penanganan Covid-19 dengan indeks kerentanan pandemi yang sedang dikembangkan.

"Kami berharap ini menjadi salah satu instrumen kunci dalam menavigasi tantangan untuk menghentikan pandemi. Kami benar-benarmengapresiasi kerja sama ini dan kami berharap ke depannya bisa semakin diperkuat untuk semakin produktif. Ini adalah tanda dari persahabatan dua negara dan Jakarta mewakili Indonesia bisa memperkuat kerja sama persahabatan ini," tutur Anies.

Proyek ini, nantinya akan menghasilkan dan memutakhirkan data Indeks Kerentanan Pandemik (Pandemic Vulnerability Index atau "PVI") di DKI Jakarta berdasarkan Indeks Persepsi Risiko (Risk Perception Index atau "RPI"), serta kondisi sosial (pasar tradisional, fasilitas kesehatan, kereta api / terminal bus, dll) di setiap kelurahan dan data statistik Covid-19.

"Kita ingin data-data baik yang terkumpul, yang jumlahnya amat banyak untuk dianalisa, untuk membuat perencanaan ke depan. Faktor-faktor apa saja yang memberikan kontribusi kepada tingkat penularan. Itu semua muncul dari pengumpulan data yang lengkap dengan jumlah yang besar," tutur Anies.

Wakil inisiator sekaligus Wakil Ketua laporcovid19, Irma Hidayana, mengatakan dana Rp 987 juta tersebut untuk membangun peta kerentanan di Jakarta dengan dilengkapi komponen di setiap kelurahan, bagaimana persepsi resiko terhadap pandemi, ada variabel lain misalnya tingkat kepadatan wilayah misalnya ada perkantoran, perlintasan krl, stasiun kereta atau pasar.

"Kita membangun variabel dan formula menentukan skor tingkat kerentanan wilayah tersebut seperti apa. Tujuannya agar dapat dianalisa demi membantu membaca 'projectory', membuat perencanaan ke depan. Harapannya kita tahu apa yang harus diperbuat dengan efektif agar rantai penyebaran Covid-19 bisa diputus," ucap Irma menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement