Kamis 03 Sep 2020 09:44 WIB

Elon Musk Yakin Otak Manusia Bisa Ditanam Cip Buatannya

Elon Musk Yakin Otak Manusia Bisa Ditanam Cip Komputer Buatannya

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Elon Musk Yakin Otak Manusia Bisa Ditanam Cip Komputer Buatannya. (FOTO: Patrick T Fallon)
Elon Musk Yakin Otak Manusia Bisa Ditanam Cip Komputer Buatannya. (FOTO: Patrick T Fallon)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Miliarder Elon Musk baru saja memamerkan chip brain-computer interface buatan startup yang ia dirikan, Neuralink. Musk yakin cip tersebut bakal bisa ditanamkan ke otak manusia. Musk mengatakan hal itu setelah cip mampu bertahan selama dua bulan setelah ditanam di otak babi.

Dilansir dari CNN International di Jakarta, Rabu (2/9/2020) sebagaimana diketahui, Musk mendemonstrasikan secara streaming tiga babi yang tidak terlalu kecil. Babi pertama tidak memiliki implan cip Neuralink. Babi kedua memiliki cip Neuralink yang telah ditanamkan di masa lalu; dan babi ketiga bernama Gertrude yang memiliki prototipe perangkat cip tersebut.

Baca Juga: Elon Musk Dikritik Ahli Saraf Akibat Demo Tanam Chip di Otak Babi

Musk mengaku bahwa pihaknya telah menanam implan cip Neuralink di Gertrude sejak dua bulan lalu di mana implan tersebut terhubung dengan neuron di moncongnya. Sehingga, moncong Gertrude akan mengirimkan lonjakan saraf yang terdeteksi lebih dari 1.000 elektroda di implan jika menyentuh sesuatu.

Musk memilih babi karena menurutnya sangat mirip dengan manusia.

"Jika kita akan memikirkan berbagai hal untuk manusia, maka babi adalah pilihan yang baik. Jika perangkat tahan lama pada babi, bertahan di sana selama dua bulan dan menjadi kuat, maka itu pertanda baik perangkat itu kuat untuk manusia," ujar Musk.

Musk akan menenam cip tersebut di otak manusia dengan menggunakan robot bedah. Harapannya, implan itu suatu hari nanti dapat membantu penderita lumpuh mengendalikan ponsel cerdas dan bahkan mungkin memberi pengguna semacam telepati.

Cip otak buatan Neuralink ini dinilai lebih sederhana daripada implan yang memerlukan operasi besar dan terbatas pada bagian otak tertentu.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement