Rabu 02 Sep 2020 23:33 WIB

Maarif NU Dorong Pemerintah Perluas Internet Hingga Pelosok

Lembaga Maarif NU mendorong pemerintah perluas akses internet.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Lembaga Maarif NU mendorong pemerintah perluas akses internet. Hub internet (Ilustrasi)
Foto: Reuters
Lembaga Maarif NU mendorong pemerintah perluas akses internet. Hub internet (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama  meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera memperluas jaringan internet hingga ke daerah-daerah pelosok. Ini untuk membantu proses pembelajaran daring bagi para siswa di tengah pandemi Covid-19.

"Kami sebenarnya perlu juga bantuan dari (Kementerian) Kominfo itu, karena ternyata kan jaringan internet itu belum merata di seluruh Indonesia. Sementara sekolah dan madrasah kami banyaknya kebanyakan ada di daerah pelosok yang belum ada jaringan," tutur Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama, KH Zainul Arifin Junaidi, kepada Republika.co.id, Rabu (2/9).

Baca Juga

Kiai Zainul menjelaskan, saat ini LP Ma'arif NU tengah melakukan pelatihan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi para kepala sekolah di bawah naungan LP Ma'arif NU. 

Namun, sebagian kepala sekolah tidak bisa mengikuti pelatihan tersebut karena di daerahnya tidak terdapat jaringan untuk bisa mengakses internet.

"Sekarang saja lagi mengadakan pelatihan PJJ untuk kepala sekolah dan madrasah. Tetapi ada kepala sekolah yang enggak bisa ikut pelatihan karena jaringannya enggak ada. Kami sudah targetkan sampai Oktober nanti itu bisa melatih 3.200 kepala sekolah," tutur dia.

Kepala sekolah yang berasal dari wilayah seperti Papua, lanjut Kiai Zainul, itu tidak bisa mengikuti pelatihan karena tidak ada jaringan internet. LP Ma'arif pun sebetulnya sejak awal pandemi Covid-19 ini sudah mengajukan kepada pemerintah supaya Kementerian Kominfo memperluas jaringan internet.

"Menurut data kominfo yang dirilis itu kan 97 persen sudah terpasang internet. Ternyata kan tidak. Sekolah kami yang ada di Kabupaten Bogor, yang berbatasan dengan Lebak Banten saja itu ada jaringan tetapi lemah. Jadi kalau untuk daring-daringan ya enggak bisa. Karena itu, guru-guru terus melakukan kunjungan dengan model luring (luar jaringan)," kata dia.

Lebih lanjut, Kiai Zainul mengapresiasi upaya Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Bakti Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo dalam menyediakan Wifi di masjid. Apalagi, tidak sedikit madrasah atau sekolah di bawah LP Ma'arif NU yang berada berdekatan dengan masjid.

"Bagus, tentu kami ucapkan terima kasih kepada DMI dan Kominfo ya. Madrasah kami akan bisa terbantu, terutama madrasah kami yang berada di lingkungan masjid," kata dia.

Namun, Kiai Zainul menambahkan, pemasangan Wifi juga harus dilakukan di sekolah-sekolah untuk menunjang proses PJJ. Kalau hanya dipasang di masjid, ada kekhawatiran Wifi tersebut digunakan oleh warga sekitar sehingga cukup merepotkan saat siswa ingin melaksanakan PJJ.

"Nanti ketika ada anak-anak mau belajar jadi enggak bisa dipakai lagi. Jadi alangkah baiknya kalau di sekolah dan madrasah dipasang tersendiri, utamanya yang jauh dari masjid," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement