Selasa 01 Sep 2020 19:55 WIB

Sri Mulyani Prediksi Inflasi Tahun Ini di Bawah 2,5 Persen

BPS mencatat bulan lalu terjadi deflasi 0,05 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Andri Saubani
Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Foto: ANTARA/PUSPA PERWITASARI
Menteri Keuangan, Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan, tingkat inflasi sepanjang 2020 akan terkendali berada di bawah 2,5 persen. Prediksi ini berkaca data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat, bulan lalu terjadi deflasi 0,05 persen dibandingkan Juli (month-to-month).

Sri menjelaskan, proyeksi tersebut seiring dengan penurunan konsumsi masyarakat yang dikarenakan restriksi aktivitas ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Pada tahun depan, Sri berharap, berbagai program pemulihan ekonomi yang kini terus dikejar pemerintah akan mampu mengungkit permintaan.

Baca Juga

"Tren ini harus diantisipasi dengan (dampak) tekanan ke harga-harga," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR secara virtual, Rabu (1/9).

Beberapa kebijakan sudah direncanakan dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Di antaranya, Sri menuturkan, ketersediaan pangan akan terus didukung sehingga stabilitas harga terus terjaga. Khususnya pada komoditas pangan.

Di sisi lain, Sri menambahkan, pemerintah terus menerapkan berbagai kebijakan yang bersifat akomodatif guna menstabilkan inflasi administered price. Upaya ini diharapkan mampu menjaga pemulihan dan stabilitas ekonomi tahun depan.

Prediksi berbeda disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Ia memperkirakan, sampai akhir tahun, inflasi akan berada pada batas bawah sasaran inflasi. "Yakni, di bawah dua persenan," ucapnya, dalam kesempatan yang sama.

Pada 2021, Perry juga memperkirakan, inflasi masih tetap terkendali. Prediksi ini konsisten dengan kebijakan-kebijakan bank sentral yang berkoordinasi dengan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.

Sepanjang Agustus 2020, BPS mencatat , terjadi deflasi sebesar 0,05 persen. Pemantauan tersebut terjadi dari hasil pemantauan 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 53 kota terjadi deflasi dan 37 kota mengalami inflasi.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, deflasi pada Agustus membuat laju IHK sepanjang tahun kalender mengalami inflasi sebesar 0,93 persen secara year to date (ytd). Sedangkan laju IHK tahunannya tercatat berada di posisi inflasi sebesar 1,32 persen secara year-on-year (yoy).

"Deflasi tertinggi terjadi di kota Kupang sebesar 0,92 persen. Penyebabnya adalah penurunan harga komoditas ikan dan daging ayam ras serta angkutan udara," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/9).

photo
Alokasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada RAPBN 2021. - (Tim infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement