Selasa 01 Sep 2020 17:06 WIB

IHSG Menguat di Tengah Tekanan Deflasi

Deflasi menunjukkan daya beli masyarakat belum pulih.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Warga mengamati pergerakan harga saham pada layar telepon pintarnya,  di Jakarta, Senin (31/8). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (1/9) ditutup menguat 72 poin atau naik 1,38 persen ke level 5.310.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Warga mengamati pergerakan harga saham pada layar telepon pintarnya, di Jakarta, Senin (31/8). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (1/9) ditutup menguat 72 poin atau naik 1,38 persen ke level 5.310.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (1/9) ditutup menguat 72 poin atau naik 1,38 persen ke level 5.310. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak variatif dengan perdagangan sesi pertama sempat ditutup di zona merah. 

Pergerakan IHSG di sesi terakhir didominasi oleh sektor pertambangan, aneka industri, keuangan, perkebunan, infrastruktur, industri konsumsi, dan industri dasar. Sektor tersebut menjadi penopang kenaikan IHSG pada hari ini.

Baca Juga

Pergerakan IHSG yang cenderung berfluktuasi pada hari ini seiringan dengan rilis data dari dalam negeri yang cukup memberikan tekanan. Rilis data inflasi tampaknya di respons negatif oleh pelaku pasar di sesi pertama perdagangan. 

"Deflasi yang tercatat pada Agustus memberikan gambaran bahwa daya beli masyarakat belum pulih," kata direktur riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Selasa (1/9). 

Di sisi lain Markit Indonesia Manufacturing PMI naik menjadi 50,8 pada Agustus ini dari 46,9 pada bulan sebelumnya. Ini adalah pertumbuhan pertama di sektor ini sejak Februari karena operasi bisnis terus pulih di tengah pelonggaran pembatasan Covid-19. 

Nico melihat, keyakinan menguat ke level tersebut di tengah harapan kembalinya kondisi pasar yang lebih normal. "Tentunya ini memberikan katalis positif akan pemulihan perekonomian dalam negeri," kata Nico. 

Adapun saham-saham yang mendominasi penguatan di antaranya ADRO, ITMG, MDKA, SMGR, dan BBCA.  Sedangkan saham-saham yang medominasi pelemahan yaitu JPFA, BTPS, CTRA, SCMA, MNCN, dan ERAA.

Sementara saham yang mengalami kenaikan terbesar di antaranya DEAL, RAJA, KREN, ADRO, dan MDKA. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar di antaranya KBAG, MDLN, NATO, dan JPFA, JSKY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement