Selasa 01 Sep 2020 14:31 WIB

Filipina Rekonstruksi Masjid Korban Konflik

Masjid korban konflik di Filipina direkonstruksi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Filipina Rekonstruksi Masjid Korban Konflik . Foto ilustrasi: Asap mengepul dari lokasi pertempuran di dekat masjid di Marawi City, Filipina Selatan.
Foto: Erik De Castro/Reuters
Filipina Rekonstruksi Masjid Korban Konflik . Foto ilustrasi: Asap mengepul dari lokasi pertempuran di dekat masjid di Marawi City, Filipina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina akan memulai rekonstruksi tiga masjid di Kota Marawi pada September 2020. Masjid-masjid itu termasuk tempat ibadah lain yang dihancurkan pada tahun 2017 ketika militan yang terinspirasi ISIS mengepung satu-satunya kota Islam di negara itu.

"(Pekerjaan perbaikan) akan dimulai sebelum akhir September, butuh empat bulan untuk menyelesaikan perbaikan Masjid Darussalam, lima bulan untuk Masjid Disomangcop dan enam bulan untuk Masjid Putih," kata Sekretaris Departemen Pembangunan Perkotaan dan Pemukiman (DHSUD), Eduardo Del Rosario dalam pesannya kepada Arab News.

Baca Juga

Del Rosario yang juga Ketua Satgas Bidang Rehabilitasi dan Pembangunan Marawi mengatakan bahwa pengerjaan konstruksi pada tiga masjid semuanya berada di dalam wilayah Kota Marawi yang paling terdampak ( MAA) atau ground zero. Perbaikan ini akan memakan waktu setidaknya empat hingga enam bulan untuk menyelesaikannya.

Anggaran yang dialokasikan untuk Masjid Darussalam adalah 4,39 juta Peso atau 90 ribu dolar, 12,25 juta Peso untuk Masjid Disomangcop, dan 15,5 juta Peso untuk Masjid Putih. Del Rosario mengatakan perbedaan biaya dan durasi perbaikan terutama disebabkan oleh ukuran masjid dan kerumitan perbaikan yang akan dilakukan.

Masjid Putih yang terletak di samping Pasar Grand Padian dan Pelabuhan Ikan Marawi sering dikunjungi oleh umat Islam yang melakukan perjalanan dari kota-kota sekitar Danau Lanao dan mengunjungi Kota Marawi untuk perdagangan dan tujuan lainnya.

Masjid Disomangcop dan Masjid Darussalam terletak di daerah penduduk yang kembali dan sedang membangun kembali rumah mereka.

Sebuah nota kesepakatan (MOA) untuk membuka jalan bagi rekonstruksi tiga masjid melalui insentif penggunaan dana escrow pengembang perumahan diadakan di DHSUD pada Jumat lalu. Dalam keterangannya usai penandatanganan MOA, Del Rosario mengatakan baru kali ini pihaknya mengeluarkan dana escrow sebesar 32,14 juta Peso.

"Ini menjadi tonggak sejarah Dinas dan Satgas Bangon Marawi (TFBM). Untuk pertama kalinya, kami akan menggunakan komponen dana escrow untuk pembangunan tiga masjid pertama di dalam MAA," katanya.

Ia juga mengatakan, Presiden Rodrigo Duterte telah menekankan dalam pertemuan di Maret lalu bahwa masjid hancur selama lima bulan pengepungan Marawi.

Wali Kota Majul Gandamra, Asisten Manajer Kantor Lapangan TFBM Felix Castro Jr. dan pengurus dari tiga masjid ikut serta dalam acara penandatanganan MOA dari Marawi melalui pertemuan dalam Zoom. Gandamra dan para pengurus tiga masjid mengucapkan terima kasih kepada Presiden Duterte dan Del Rosario atas komitmen mereka untuk membangun kembali Kota Marawi.

Del Rosario menegaskan kembali bahwa pemerintah melalui TFBM ingin membangun kembali 31 masjid di Marawi, termasuk Masjid Dansalan Bato Ali dan Masjid Agung, dengan bantuan sumbangan dari organisasi swasta.

Masjid-masjid dihancurkan selama operasi pertempuran yang intens oleh militer untuk mengusir anggota kelompok Maute yang melakukan pengepungan. Menurut Del Rosario, TFBM menganggap perbaikan masjid-masjid ini penting untuk penyembuhan sosial Maranaos yang terkena dampak konflik.

“Masjid-masjid ini adalah monumen penting sejarah Muslim dan tradisi Islam di Filipina. Kemurahan hati dan niat baik dari mitra-pengembang kami akan sangat membantu dalam meningkatkan moral dan berkontribusi pada keseluruhan kesejahteraan masyarakat Marawi yang dihancurkan bersama dengan struktur fisik yang mewakili dan mewujudkan iman mereka," kata Del Rosario.

Ia menambahkan, pihaknya kini menunggu finalisasi rancangan program dan kerangka acuan rehabilitasi Masjid Dansalan Bato Ali dan Masjidil Haram. Masjidil Haram adalah masjid terbesar di Marawi dan Mindanao Utara dan ikon agama Islam di Marawi.

Masjid Bato adalah yang tertua di Marawi, dibangun di lokasi yang strategis di dalam MAA, dengan pemandangan danau Lanao yang ditinggikan. Di sanalah para militan menahan sandera selama pengepungan. Setelah rusak berat saat pertempuran, masjid itu harus dibongkar. TFBM mengatakan sebuah masjid baru akan dibangun di situs yang sama dengan perkiraan biaya 105 juta Peso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement