Selasa 01 Sep 2020 13:28 WIB

Pemerintah Fokus Pulihkan 3 Sektor Ekonomi Kreatif

Kemenparekraf menginisiasi kampanye agar masyarakat membeli produk lokal.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, memprioritaskan tiga sektor ekonomi kreatif untuk dipulihkan pada masa pandemi Covid-19. Tiga sektor tersebut yakni kuliner, fashion, dan kriya.
Foto: Republika/Prayogi
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, memprioritaskan tiga sektor ekonomi kreatif untuk dipulihkan pada masa pandemi Covid-19. Tiga sektor tersebut yakni kuliner, fashion, dan kriya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, memprioritaskan tiga sektor ekonomi kreatif untuk dipulihkan pada masa pandemi Covid-19. Tiga sektor tersebut yakni kuliner, fashion, dan kriya.

Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf Candra Negara, mengatakan, iga subsektor unggulan ini memiliki kontribusi yang paling besar. Kemenparekraf juga menginisiasi berbagai kampanye media sosial agar masyarakat berwisata atau membeli produk-produk UMKM asli Indonesia.

Baca Juga

Adapun untuk pergerakan wisatawan yang menjadi pasar bagi ekonomi kreatif,  Kemenparekraf telah mengidentifikasi peluang pariwisata dengan fokus pada segmen wisatawan nusantara.  

"Pada sektor pariwisata, dampak dari Covid-19 ini demikian hebatnya. Estimasi pariwisata di Indonesia mengalami penurunan hingga 60 persen. Kalau pemulihannya berjalan lebih lambat, dampaknya bisa mencapai 80 persen. Maksudnya lebih lambat itu kalau aktivitas normal tidak segera dimulai hingga Desember 2020," ujar Candra dalam keterangan resminya, Selasa (1/9).

Sementara itu, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional III Kemenparekraf RI, Imam Santosa, menambahkan strategi dan langkah yang akan dilakukan Kemenparekraf dalam proses pemulihan perekonomian di sektor wisata adalah akan menginovasikan teknologi seperti interactive maps, guide, dan kemudahan metode pembayaran dengan nontunai.

Tujuannya, kata dia, agar wisatawan nantinya akan konsisten menerapkan protokol kesehatan yaitu meminimalkan adanya kontak langsung.

"Selanjutnya bisa juga dengan direct flight, lalu memberikan penawaran khusus seperti hot deals dan yang tidak boleh ditinggalkan juga adalah selalu ada yang namanya penerapan clean, healthy, and safety protocol di destinasi wisata," ujar Imam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement