Senin 31 Aug 2020 18:53 WIB

Peserta Didik Bakal Maksimalkan Subsidi Kuota Internet

Kuota intermet akan dipakai untuk PJJ .

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah siswa saat melakukan aktivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan fasilitas jaringan internet (iljustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah siswa saat melakukan aktivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan fasilitas jaringan internet (iljustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peserta didik menyambut baik adanya subsidi kuota internet yang diberikan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ). Peserta didik pun mengaku akan memaksimalkan subsidi tersebut untuk PJJ di tengah pandemi Covid-19.

Salah satunya Yulvita Nurmala Sari yang duduk di kelas tiga SMP di Kota Yogyakarta. Perempuan 15 tahun tersebut mengaku terbebani dengan pembelian kuota internet untuk PJJ.

Baca Juga

Dia mengatakan, PJJ membutuhkan kuota internet yang cukup besar. Bahkan, orang tuanya harus menghabiskan sebesar Rp 30 ribu untuk pembelian kuota internet yang hanya bertahan selama tiga hari.

"Paketnya (kuota internet) boros karena belajar dari jam 8.00 sampai 12.00 WIB. Beli paket Rp 30 ribu, tapi tiga hari sudah habis. Jadi kalau untuk satu bulan bisa mengeluarkan uang Rp 180 ribu sampai Rp 200 ribu," katanya kepada Republika.co.id, Senin (31/8).

Ia pun berharap subsidi kuota internet tersebut dapat dicairkan secepatnya. Sehingga, pembelian kuota internet tidak membebani ia dan orang tuanya. "Subsidi akan membantu belajar dari rumah karena takut juga masuk sekolah di tengah pandemi," ujarnya.

Selain itu, siswa SMK di Kota Yogyakarta, Syifa Ayomi Nugrahanti juga akan memaksimalkan subsidi yang akan diberikan. Ia pun mengeluarkan Rp 80 ribu untuk membeli kuota internet yang dapat digunakan selama satu bulan. "Paketnya unlimited dan kalau untuk PJJ bisa menghabiskan 1 GB dalam sehari," kata Syifa.  

Walaupun disambut baik oleh peserta didik, subsidi ini belum dipastikan kapan dicairkan. Sekolah-sekolah di DIY pun masih melakukan pendataan terkait provider yang digunakan peserta didik.

Data ini nantinya akan diajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk penerimaan subsidi kuota internet yang sudah disiapkan guna menunjang PJJ. "Baru proses pendataan," kata Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Yogyakarta, Mifta Kodin kepada //Republika.co.id, Ahad (30/8).

Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Yogyakarta, Bujang Sabri mengatakan, pengajuan data ke Kemendikbud ini paling lambat harus diserahkan pada 11 September 2020. Terkait besaran subsidi yang diterima tiap sekolah sendiri, pihaknya belum mendapatkan informasi terkait hal tersebut.

Sabri pun berharap subsidi tersebut dapat segera dicairkan. Hal ini mengingat kebutuhan kuota internet yang dibutuhkan peserta didik dan guru selama PJJ ini cukup besar.

"Subsidinya belum dicairkan, sekarang masih proses pendataan nomor handphone peserta didik. Terkait subsidi tentunya kami patut bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah, berharap bantuan tersebut bisa segera terlaksana," kata Sabri.

Mendikbud Nadiem Makarim sendiri menyebut, subsidi untuk kuota internet yang akan diberikan sebesar Rp 7,2 triliun selama empat bulan. Subsidi ini akan diberikan dari bulan September hingga Desember 2020 mendatang.

Siswa akan mendapat 35 GB per bulan, sedangkan guru akan mendapat 42 GB per bulan. Selain itu, perguruan tinggi juga mendapatkan bantuan dengan rincian mahasiswa dan dosen 50 GB per bulan.

Selain itu, juga dialokasikan dana sebesar Rp 1,7 triliun untuk para penerima tunjangan profesi guru dan tenaga kependidikan, dosen, serta guru besar. Harapannya, kebijakan ini dapat membantu perekonomian para penerima tunjangan di masa krisis seperti saat ini. "Terima kasih kepada Ibu Kemenkeu yang telah mengamankan dana tersebut dari dana cadangan," kata Nadiem.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement