Senin 31 Aug 2020 16:57 WIB

Ayahanda Syekh Siti Jenar Berasal dari Negeri China?

Muncul pendapat bahwa ayahanda Syekh Siti Jenar dari China.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Muncul pendapat bahwa ayahanda Syekh Siti Jenar dari China. Ilustrasi Syekh Siti Jenar
Foto: Mgrol120
Muncul pendapat bahwa ayahanda Syekh Siti Jenar dari China. Ilustrasi Syekh Siti Jenar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Sebagai penyebar Islam di tanah Jawa, Syekh Siti Jenar membawa konsep teosufi yang berbeda dengan para pendahulunya dari Walisongo. 

 

Baca Juga

Konsep manunggaling kawula gusti (menyatunya hamba dengan Tuhan) yang ia ajarkan kepada masyarakat Jawa kala itu membuatnya dikucilkan oleh agamawan lainnya.

 

Bahkan, ajaran tauhid ini pula yang kemudin membuat nyawanya harus berakhir di ujung tombak. Di antara para wali yang menyebarkan Islam di tanah Jawa, Syekh Siti Jenar mungkin satu-satunya wali yang hikayat dan riwayatnya hingga hari ini masih misterius sekaligus kontroversial.

 

Namun, penulis buku “Pengakuan-pengakuan Syekh Siti Jenar, Argawi Kandito yang dinugerahi kelebihan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang telah meninggal dunia mencoba mengurai kehidupan Syekh Siti Jenar. Bahkan, dalam bukunya ini Argawi mengungkapkan sosok ayah Syekh Siti Jenar yang ternyata berdarah China.

 

Argawi Kandito menjelaskan, Syekh Siti Jenar lahir di daerah Gunung Jati, sebuah daerah di antara Indramayu-Cirebon. ia merupakan anak pertama dari Abdul Rahim bin Ismail bin Isyraq, yang oleh masyarakat Cirebon kala itu dikenal dengan sebutan Datuk Ismail.

 

Menurut Argawi, ayah Siti Jenar ini berasal dari Malaka. Kulitnya putih dan matanya agak sipit. Selain berdarah Malaka, Datuk Ismail juga berdarah Cina. Namun, dari Malaka sebelah mana, atau China daerah mana Syekh Siti Jenar tidak mengetahui secara pasti.

 

Syekh Siti Jenar memang tak banyak mengenal sosok ayahnya, karena Datuk Ismail meninggal ketika ia masih kecil, kira-kira beumur antara tiga atau empat tahu. Karena itu, ingatannya tidak mampu mengenang sosok ayahnya dengan pasti.

 

Datuk Islam adalah seorang pengembara dan juga seorang pedagang. Perdangannya dilakukan antara pulau, terutama Pulau Jawa dan Sumatera. Namun, menurut Argawi, Syekh Siti Jenar mendengar cerita dari ibundanya bahwa ayahnya meninggal saat dalam perjalanan berdagang menuju Malaka.

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement