Senin 31 Aug 2020 15:14 WIB

Polri Usut Kemungkinan Warga Sipil Ikut Bakar Polsek Ciracas

Tim gabungan TNI-Polri usut kemungkinan warga sipil ikut bakar Polsek Ciracas

Rep: Flori Sidebang/ Red: Bayu Hermawan
Situasi  Mapolsek Ciracas
Foto: Meiliza Laveda
Situasi Mapolsek Ciracas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim gabungan TNI-Polri masih menyelidiki aksi penyerangan dan pembakaran Polsek Ciracas, Jakarta Timur, pada Sabtu (29/8) lalu. Selain mengusut oknum TNI yang terlibat, tim gabungan juga tengah mendalami adanya kemungkinan warga sipil yang ikut dalam pembakaran Polsek Ciracas.

"Kami masih terus lakukan penyelidikan, baik dari teman-teman Denpom, Polda Metro dan Polres Jaktim. Kemarin sudah disampaikan bahwa asal terjadinya pengerusakan ini adanya informasi oknum ya," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Senin (31/8).

Baca Juga

"Dan untuk dari Polda sendiri kita masih terus mendalami apakah kemungkinan ada keterlibatan orang sipil di sini, nanti ada domainnya Polda Metro Jaya, kita tunggu saja dulu," ujarnya.

Sementara itu, jelas Yusri, oknum TNI yang terlibat dalam aksi penyerangan itu ditangani oleh Denpom. Dia menambahkan, tiga korban akibat insiden itu kini masih menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Bahkan, ketiga korban yang semula dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, telah dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Ketiga korban itu terdiri dari dua anggota Polri dan satu kru media massa.

Sebelumnya, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, berdasarkan pengembangan kasus penyerangan Polsek Ciracas, Jakarta Timur, pihak TNI sudah mengantongi 41 nama yang sudah dan akan diperiksa. Dari jumlah tersebut, tiga orang di antaranya sudah mengakui perbuatan yang mereka lakukan.

"Di antaranya 12 orang yang sudah diperiksa dan tadi pagi sudah mengakui tiga orang. Karena hampir seharian diperiksa oleh Denpom. Ketiga orangg tersebut pelaku pengerusakan sepeda motor, kendaraan," jelas Hadi dalam konferensi pers yang dilakukan Ahad (30/8) siang.

Hadi menjelaskan, setelah dilakukan pengembangan lebih lanjut dari ponsel milik Prada MI, diketahui Prada MI menghubungi 27 orang rekannya. Hal tersebut, kata Hadi, akan dijadikan bahan untuk pengembangan lagi ke depannya.

Selain itu, pihak TNI juga sudah mengamankan rekaman CCTV saat pengrusakan terjadi. Menurut Hadi, pada rekaman CCTV yang kedua, ketika terjadi pengrusakan, ada dua orang menggunakan sepeda motor yang diduga kuat melakukan pengrusakan.

"Sehingga nantinya dari saksi-saksi yang sudah diperiksa, 12 sudah mengaku tiga orang, 27 yang ada di handphone prajurit MI dan dua yang dari CCTV akan terus dilakukan pemeriksaan. Apabila memang terbukti maka akan dilakukatindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku," katanya.

Panglima juga menyatakan, sesuai data dan fakta yang ditemukan di lapangan, luka yang dialami oleh Prada MI bukan karena pengeroyokan, melainkan akibat kecelakaan tunggal. Kabar yang beredar sebelumnya adalah Prada MI dikeroyok oleh orang tidak dikenal. "Dari keterangan saksi dan rekaman CCTV, bahwa luka yang ada di prajurit MI bukan karena pengroyokan, tapi akibat kecelakan tunggal," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement