Senin 31 Aug 2020 13:57 WIB

Shinzo Abe Dipuji Donald Trump Setelah Mundur dari PM Jepang

Shinzo Abe mengundurkan diri dari jabatan PM Jepang karena masalah kesehatan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Shinzo Abe mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri.
Foto: New York Times/CNN
Shinzo Abe mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Gedung Putih mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Shinzo Abe sebagai perdana menteri terbesar dalam sejarah Jepang. Hal itu diungkapkan selama panggilan telepon antara kedua pemimpin Ahad (30/8).

Abe telah menyatakan pengunduran dirinya karena alasan kesehatan beberapa hari yang lalu. Kedua pemimpin kemudian berbicara panjang lebar.

Baca Juga

Trump mengatakan kepada Abe bahwa Abe telah melakukan pekerjaan yang fantastis. Selain itu, Trump juga mengatakan bahwa hubungan antara AS dan Jepang lebih kuat dari sebelumnya.

"Presiden menyambut Perdana Menteri Abe sebagai perdana menteri terbesar dalam sejarah Jepang," ujar juru bicara Gedung Putih Judd Deere.

Sementera itu, menurut juru bicara pemerintah Jepang, Abe mengatakan kepada Trump bahwa penguatan aliansi kedua negara akan tetap ada bahkan setelah Abe mundur.

Sebelumnya, Trump menyampaikan penghormatannya kepada Abe setelah memutuskan mundur dari jabatannya akibat kondisi kesehatan. "Saya ingin memberikan penghormatan tertinggi bagi Perdana Menteri Shinzo Abe, seorang teman baik saya. Dia sangat mencintai negaranya, dan dia mundur, saya tidak bisa membayangkan itu," ujarnya kepada wartawan di pesawat Air Force One sepulang kampanye politik ke New Hampshire, Jumat lalu dikutip laman Japan Times, Senin (31/8).

Pemerintah AS pada Jumat juga menyatakan terima kasih kepada Abe atas kepemimpinannya yang luar biasa sebagai pemimpin terlama yang terus melayani di negara itu. Pemerintah AS juga memujinya karena membawa aliansi bilateral ke titik terkuatnya.

"Bersama dengan Trump, Abe telah menjadikan aliansi AS-Jepang, dan hubungan kami secara keseluruhan, yang terkuat yang pernah ada," kata seorang pejabat senior pemerintahan Trump dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement