Ahad 30 Aug 2020 14:29 WIB

Israel akan Rayakan Normalisasi Hubungan dengan UEA di AS

Israel ingin hubungan UEA - Israel dirayakan pada September di AS

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Balai Kota Tel Aviv diterangi dengan bendera Uni Emirat Arab dan Israel saat kedua negara mengumumkan akan menjalin hubungan diplomatik penuh, di Tel Aviv, Israel, Kamis (13/8/2020).
Foto: AP / Oded Balilty
Balai Kota Tel Aviv diterangi dengan bendera Uni Emirat Arab dan Israel saat kedua negara mengumumkan akan menjalin hubungan diplomatik penuh, di Tel Aviv, Israel, Kamis (13/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Kerjasama Regional Israel, Ofir Akunis, menyatakan negara tersebut berharap untuk mengadakan upacara resmi di Amerika Serikat (AS) untuk memperingati kesepakatan normalisasi dengan Uni Emirat Arab (UEA), Ahad (30/8). Kegiatan tersebut direncanakan dapat terlaksana pada pertengahan September.

"Perjanjian ini diharapkan akan ditandatangani pada September di kota Washington," kata Akunis kepada penyiar publik, Kan.

Baca Juga

Akunis menyatakan acara resmi tersebut merupakan keinginan dari pemerintah Israel. Meski begitu, dia mengaku hingga kini belum ada tanggal resmi untuk melakukan perayaan di Washington itu.

"Itu akan terjadi, dimaksudkan untuk terjadi, jadi saya berharap, sebelum Rosh Hashanah kita. Masih belum ada tanggal, tapi ini pasti keinginan pemerintah Israel," ujar Akunis.

Rosh Hashanah atau tahun baru Yahudi ini merujuk pada 18 September. Hari raya ini adalah satu dari empat perayaan tahun baru yang dilakukan oleh orang Yahudi.

Sebelum perayaan di Washington, delegasi Israel dan penasihat presiden AS, Donald Trump akan mengunjungi UEA terlebih dahulu. Kegiatan pekan depan ini akan membicarakan langkah-langkah yang memperkuat kesepakatan setelah normalisasi hubungan kedua negara.

Rombongan ini akan melakukan perjalan langsung dari Tel Aviv ke Abu Dhabi. Ini akan menjadi penerbangan komersial pertama antara kedua negara yang sebelumnya tidak memiliki hubungan diplomasi secara resmi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement