Jumat 28 Aug 2020 20:09 WIB

Rusia dan Norwegia Terlibat Aksi Saling Usir Diplomat

Rusia menilai Norwegia mengeluarkan kebijakan yang tak bersahabat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Vladimir Putin.
Foto: AP/Alexei Druzhinin/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengusir seorang diplomat senior Norwegia dari negaranya pada Jumat (28/8). Dia diberi waktu selama tiga hari untuk hengkang dari Rusia. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengatakan pengusiran diplomat tersebut merupakan langkah balasan karena Norwegia telah melakukan hal serupa.

Pemerintah Norwegia dinilai tidak bersahabat karena mendeklarasikan diplomat Rusia persona non grata (orang yang tak diinginkan) pada 18 Agustus. Kemudia pada 28 Agustus, Duta Besar Kerajaan Norwegia untuk Rusia Rune Resaland telah dipanggil oleh Kemlu Rusia.

"Ia (Dubes Norwegia) telah diberitahu bahwa sebagai langkah pembalasan, diplomat senior Kedutaan Besar Norwegia telah dinyatakan persona non grata. Akreditasinya di Rusia akan habis dalam waktu tiga hari," kata Kemlu Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Rusia menilai kebijakan destruktif Norwegia berdampak negatif pada suasana hubungan bilateral kedua negara. Moskow menekankan Oslo sepenuhnya harus disalahkan atas konsekuensi dari kebijakan semacam itu. Kemlu Norwegia telah mengonfirmasi kabar tentang pengusiran tersebut.

Menurut mereka, diplomat yang diusir Pemerintah Rusia tidak melanggar aturan. "Ini sama sekali tidak berdasar," kata Kemlu Norwegia dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui surel ke Reuters.

Pada 19 Agustus lalu, Kemlu Norwegia menginformasikan bahwa seorang diplomat Rusia akan dideportasi dari negara tersebut. Diplomat itu disebut terlibat dalam tindakan yang tidak sesuai dengan peran dan statusnya sebagai diplomat. Surat kabar Norwegia Verdens Gang kemudian melaporkan bahwa diplomat yang akan diusir itu bernama Alexander Stekolshchikov. Ia adalah seorang pegawai misi perdagangan Rusia di Norwegia. Dia diyakini terlibat aktivitas spionase.

Sebelumnya Rusia telah terlibat aksi saling usir diplomat dengan Austria. Pada Senin (24/8) lalu Pemerintah Austria mengusir seorang diplomat Rusia karena dituduh melakukan kegiatan mata-mata. Menurut laporan media, diplomat Rusia itu diberi waktu hingga 1 September untuk hengkang dari Austria. Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia untuk Austria telah melayangkan kecaman atas pengusiran tersebut. "Kami marah dengan keputusan tidak berdasar dari otoritas Austria, yang merusak hubungan konstruktif," katanya melalui akun Twitter resminya.

Aksi itu segera dibalas oleh Rusia. Kemlu Rusia segera memanggil Duta Besar Austria untuk Rusia Johannes Aigner. Pada kesempatan itu, mereka memprotes keputusan Pemerintah Austria mencabut akreditasi diplomat Rusia dan menuntutnya agar segera meninggalkan negara tersebut. "Dipandu oleh prinsip timbal balik, diplomat Kedubes Republik Austria di Rusia dinyatakan sebagai 'persona non grata'," kata Kemlu Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip laman the Moscow Times. (Kamran Dikarma)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement