Jumat 28 Aug 2020 17:20 WIB

Kapasitas Bandara YIA 11 Kali Lebih Banyak dari Adisutjipto

Bandara YIA dibangun dengan investasi dana sebesar Rp 11,3 triliun.

Kapasitas Bandara YIA 11 Kali Lebih Banyak dari Adisutjipto . Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Foto: Yusuf Assidiq.
Kapasitas Bandara YIA 11 Kali Lebih Banyak dari Adisutjipto . Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo memiliki kapasitas yang dapat menampung hingga 20 juta penumpang per tahun. Jumlah itu 11 kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto yang hanya 1,6 juta penumpang per tahun.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi menyebutkan YIA dibangun dengan investasi dana sebesar Rp 11,3 triliun, di mana Rp 7,1 triliun digunakan untuk pembangunan fisik dan Rp 4,2 triliun untuk pembebasan lahan.

Baca Juga

“Dengan luas terminal sebesar 219 ribu meter persegi dan total luas area bandara mencapai 587 hektare, menjadikan YIA sebagai salah satu bandara terbesar di Indonesia. Pada kapasitas ultimate, YIA nantinya dapat menampung hingga 24 juta orang per tahun,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (28/8).

Untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, Faik menambahkan, YIA dilengkapi dengan 96 konter check-in, 12 konter imigrasi di area keberangkatan, delapan konter imigrasi di area kedatangan, 74 eskalator, 41 lift, 38 travelator, 60 toilet, 13 nursery room, 45 mushola, dua kids zone, 4 unit x-ray cabin di screening check point (SCP) 1, 16 unit x-ray cabin dan 16 unit walk through metal detector (WTMD) di terminal domestik, 7 unit x-ray cabin dan 7 unit WTMD di terminal internasional screening sheck point (SCP) 2, baggage handling system, dan hold baggage screening (HBS) level 4.

Tersedia pula gedung parkir yang dapat menampung hingga 4.900 kendaraan roda dua, 1.230 kendaraan roda empat, dan lahan parkir nongedung yang dapat menampung 61 bus dan 402 kendaraan roda empat.

Untuk fasilitas sisi udara YIA memiliki kapasitas 17 “parking stand” yang dapat menampung lima pesawat wide berbadan besar dan 12 pesawat berbadan sedang atau 22 parking stand untuk pesawat berbadan sedang serta dilengkapi dengan 10 aviobridge dan terminal kargo dengan kapasitas 500 ton/hari.

Landasan pacu bandara ini memiliki dimensi 3.250 meter x 45 meter dengan nilai PCN 93 F/C/X/T hingga dapat melayani pesawat terberat seperti Boeing B-777 dan pesawat terbesar seperti Airbus A380.

Faik mengatakan YIA juga telah didukung oleh transportasi publik atau multimoda yang memadai seperti shuttle bus DAMRI dan SatelQu dengan beragam titik penjemputan di Bandara Adisutjipto dan Yogyakarta dengan keberangkatan setiap 30 menit, serta Kereta Api (KA) Bandara dari Stasiun Tugu dengan keberangkatan setiap jam. Aksesibilitas taksi reguler dan online pun juga secara mudah tersedia untuk penumpang.

YIA telah dilengkapi sistem terpadu peringatan dini potensi gempa dan tsunami, serta cuaca ekstrem. Sistem terpadu deteksi dini gempa dan tsunami ini menjadikan YIA sebagai bandara pertama yang memiliki mitigasi gempa dan tsunami.

“Sistem terpadu peringatan dini ini sekaligus melengkapi sistem evakuasi dan manajemen bencana yang telah kami rancang sejak tahap perencanaan. Desain dan struktur seluruh bangunan di area YIA telah siap untuk dijadikan tempat evakuasi sementara (TES) ketika terjadi gempa dan  tsunami,” kata Faik Fahmi.

Ia menambahkan sejak tahap perencanaan, YIA memang telah memperhitungkan potensi risiko gempa dan tsunami sehingga YIA didesain untuk dapat memitigasi gempa hingga 8,8 magnitudo dan tinggi gelombang tsunami hingga 8-12,8 meter dari mean sea level.

Sistem peringatan atau deteksi dini gempa dan tsunami di YIA dibangun berdasarkan perhitungan dan analisis matematis-fisik terhadap posisi dan kekuatan gempa bumi yang termonitor dari Kantor Pusat BMKG Kemayoran, Jakarta.

“Sistem terpadu deteksi dini gempa dan tsunami ini terdiri dari sistem monitoring atau observasi, sistem processing, sistem diseminasi, dan respons,” katanya.

YIA dirancang dengan arsitektur bergaya modern, namun secara eksterior dan interior tetap menggambarkan budaya Yogyakarta, baik itu melalui instalasi karya seni yang melibatkan berbagai seniman lokal Yogyakarta, serta beragam area yang telah didesain secara khusus untuk menjadi etalase Yogyakarta, Kulon Progo dan sekitarnya.

“Kami juga telah menyiapkan area tenant untuk UMKM seluas 1.500 meter persegi di dalam terminal, yang dapat menampung 300 UMKM dan area seluas 880 meter persegi di Gedung Penghubung yang dapat mengakomodir 170 UMKM. Ini merupakan komitmen kami untuk terus membangkitkan produk UMKM agar mampu bersaing dengan produk-produk internasional khususnya di YIA,” ujar Faik.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement