Jumat 28 Aug 2020 15:18 WIB

Bandara YIA Dilengkapi Sistem Terpadu Peringatan Bencana

Sistem terpadu peringatan dini melengkapi sistem evakuasi dan manajemen bencana.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joko Widodo bersama rombongan meninggalkan Yogyakarta International Airport (YIA) usai meresmikan YIA di Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (28/8/2020). Proyek pembangunan YIA yang berdiri di atas tanah seluas 600 hektare dan memiliki hanggar seluas 371.125 meter persegi serta memiliki landasan pacu sepanjang 3.250 meter itu telah 100 persen selesai.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Presiden Joko Widodo bersama rombongan meninggalkan Yogyakarta International Airport (YIA) usai meresmikan YIA di Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (28/8/2020). Proyek pembangunan YIA yang berdiri di atas tanah seluas 600 hektare dan memiliki hanggar seluas 371.125 meter persegi serta memiliki landasan pacu sepanjang 3.250 meter itu telah 100 persen selesai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) hari ini (28/8). Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) Faik Fahmi mengatakan bandara tersebut dilengkapi sistem terpadu peringatan dini potensi gempa dan tsunami, serta cuaca ekstrem.  

“Sistem terpadu peringatan dini ini sekaligus melengkapi sistem evakuasi dan manajemen bencana yang telah kami rancang sejak tahap perencanaan,” kata Faik dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (28/8). 

Baca Juga

Dia memastikan, desain dan struktur seluruh bangunan di area Bandara Internasional Yogyakarta siap untuk dijadikan tempat evakuasi sementara ketika terjadi gempa dan tsunami. Faik menuturkan, sejak tahap perencanaan, YIA memang telah memperhitungkan potensi risiko gempa dan tsunami sehingga didesain untuk dapat memitigasi gempa hingga 8,8 magnitudo dan tinggi gelombang tsunami hingga 8-12,8 meter dari mean sea level. 

“Sistem terpadu deteksi dini gempa dan tsunami ini menjadikan YIA sebagai bandara pertama yang memiliki mitigasi gempa dan tsunami,” ujar Faik. 

YIA dibangun dengan investasi dana sebesar Rp 11,3 triliun. Faik merinci, sebanyak Rp 7,1 triliun digunakan untuk pembangunan fisik dan Rp 4,2 triliun untuk pembebasan lahan. 

Dengan luas terminal sebesar 219 ribu meter persegi dan total luas area bandara mencapai 587 hektare, Faik memastikan YIA dapat menampung hingga 20 juta penumpang pertahun atau 11 kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto yang hanya dapat menampung 1,6 juta penumpang per tahun. Pada kapasitas ultimate, Faik meegaskan, YIA nantinya dapat menampung hingga 24 juta orang per tahun.

“Bandara YIA ini  merupakan bentuk kontribusi kami untuk menghadirkan layanan bandara berkelas dunia dengan mengutamakan aspek kenyamanan, keamanan, dan keselamatan bagi seluruh pengguna jasa bandara,” jelas Faik. 

Saat ini, YIA sudah melayani 20 rute domestik dan dua rute internasional yaitu Singapura dan Kuala Lumpur. Selain itu juga memiliki potensi yang besar untuk menambah rute domestik seperti Manado, Kupang, Labuan Bajo dan rute internasional seperti Jeddah, Madinah, Sydney, Melbourne, Hong Kong, dan Bangkok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement