Kamis 27 Aug 2020 23:44 WIB

Anak-anak Difabel Pimpin Flashmob Tari Jaranan

Anak-anak difabel down syndrome ini terlihat tidak canggung saat tampil.

Tari Jaranan (ilustrasi).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Tari Jaranan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Anak-anak berkebutuhan khusus (difabel) down syndrome memimpin flashmob tarian tradisional Jawa Timur, Jaranan. Kegiatan ini menjadi bagian peringatan Hari Anak Nasional 2020 yang digelar oleh Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jawa Timur.

"Senang rasanya bisa tampil menari di depan umum," kata Ilham Dini, salah satu penari difabel, saat dikonfirmasi usai tampil di Gedung BK3S Jawa Timur, Kamis (27/8).

Lasiana, ibunda Ilham Dini, mengatakan putrinya itu sejak beberapa tahun terakhir rutin mengikuti kegiatan menari minimal sepekan sekali. Dia berlatih tari bersama sejumlah anak-anak penyandang difabel down syndrome lainnya di sebuah sanggar kawasan Jalan Jambi Surabaya.

Dia bersama beberapa orang tua, kurang lebihnya sembilan anak, membentuk komunitas tari. "Biar tahu tentang budaya, selain juga memberi kegiatan kepada anak-anak kita. Biar tidak diam saja di rumah," ujarnya.

                               

Semangat Didin, sapaan akrab putrinya itu, terbilang tinggi untuk bisa menari.

Lasiana menyebut, Didin ingin bisa menari setelah melihat teman-temannya yang sempurna tampil. "Sebenarnya juga ingin menyanyi tapi terbentur dengan suaranya yang tidak sempurna," kata Lasiana.

                               

Anak-anak penyandang difabel down syndrome ini terlihat tidak canggung saat memimpin flashmob Tari Jaranan dari atas panggung di Gedung BK3S Jawa Timur. Menurut Lasiana, karena memang sudah sering tampil menari di muka umum.

                               

Ketua BK3S Jawa Timur Pinky Saptandari mengatakan telah mengundang anak-anak difabel down syndrome ini untuk menari sebanyak dua kali. Pertama kali diundang pada peringatan Hari Anak Nasional tahun lalu. Saat itu menampilkan Tari Jaranan sercara kolosal bersama anak-anak lainnya.

                               

"Kami ajak lagi untuk flashmob bersama para hadirin supaya memeriahkan acara Hari Anak Nasional tahun ini. Itu sebetulnya bagi mereka juga menimbulkan rasa gembira karena mereka diapresiasi," kata Pinky.

Anak-anak difabel down syndrome tersebut tampak telah mahir membawakan sejumlah tarian tradisional. Menurut Lasiana, selain Tari Jaranan, mereka juga kerap membawakan Tari Remo dalam berbagai acara di depan umum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement