Jumat 28 Aug 2020 02:45 WIB

Orang Asia Lebih Suka Daging Sapi Grain Fed, Mengapa?

Daging sapi grain fed berbeda tekstur dan rasanya dengan daging sapi grass fed.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Daging sapi sirloin Australia. (Kiri: daging sapi grain fed, kanan: daging sapi grass fed).
Foto: dok. Meat and Livestock Australia
Daging sapi sirloin Australia. (Kiri: daging sapi grain fed, kanan: daging sapi grass fed).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Marak dijual di Indonesia, daging sapi Australia ada yang grain fed maupun grass fed. Istilah ini terkait pakan ternak sapinya, dari biji-bijian atau rerumputan.

Secara kasat mata, daging dari sapi yang diberi makan rumput dan biji-bijian akan memperlihatkan warna yang berbeda. Menurut celebrity chef Chandra Yudasswara, daging sapi pemakan rerumputan memiliki warna merah lebih dalam.

Baca Juga

"Daging sapi pemakan biji-bijian memiliki warna merah yang lebih lembut yang semakin terlihat pada saat setelah dipotong," ungkap Chandra dalam webinar Peluncuran Kampanye #BeefUp bersama Meat & Livestock Australia, yang disimak di Jakarta, Rabu (27/8).

Selain warna, tekstur daging juga tampak berbeda. Daging sapi dari jenis grain fed, ada pola halus jaringan otot yang memenuhi komposisi dagingnya.

"Pola halus jaringan otot yang disebut marbling inilah yang membuat rasa daging dari sapi pemakan biji-bijian berbeda," kata Chandra.

Marbling semakin kentara ketika daging dipotong. Marble tak akan ditemukan pada daging sapi pemakan rumput.

Menurut Chandra, orang Asia cenderung lebih menyukai daging sapi pemakan biji-bijian. Sebaliknya dengan orang Australia.

Namun demikian, kedua daging ini memiliki nutrisi yang sama. Chandra mengatakan, rasa dan kenikmatan daging tergantung selera.

"Untuk kualitas dan nutrisi dua-duanya sama baiknya," tutur Chandra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement