REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Keinginan Lionel Messi hengkang dari Barcelona pada musim panas ini bisa tak berjalan mulus. Messi yang mengajukan kepada klub agar mengaktifkan klausul pemutusan kontrak secara sepihak mendapatkan perlawanan dari Barcelona.
Barcelona menyatakan opsi klausul tersebut sudah berakhir pada 10 Juni lalu sehingga Messi tetap harus menjalankan kontrak hingga tahun depan, kecuali klub ingin menjualnya musim panas ini. Namun sebaliknya, La Blaugrana ingin Messi tetap bertahan.
Seorang pengacara olahraga terkemuka, Nick De Marco berpendapat, secara hukum Messi tak boleh meninggalkan Barcelona tanpa menyelesaikan perselisihan kontraknya. Oleh karena itu kemungkinan ia harus tetap di Spanyol.
Marco memprediksi permasalahan ini akan berlanjut ke Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) karena Messi warga negara Argentina bukan Spanyol. Maka dari itu, FIFA memiliki perangkat hukum untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
"Pada akhirnya, salah satu pihak kemudian dapat mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS). Begitulah cara masalah ini biasanya ditangani. Satu kemungkinan, dan tentu saja bukan satu yang saya sarankan kepada siapa pun, adalah seorang pemain hanya berjalan keluar dan berkata, 'Saya berhak untuk keluar, jadi saya akan keluar',” ujar Marco dilansir dari Sportsmole, Kamis (27/8).
Secara pribadi, Messi berhak pindah klub secara sepihak. Namun ada kemungkinan Messi dan klub pembeli mendapatkan risiko besar. Ia menjelaskan meski FIFA mengizinkan klub mengajukan tuntutan kepada pemain dan memenangkan tuntutan tersebut, tidak hanya pemain yang akan dihukum tapi juga klub pembeli dijatuhi larangan transfer.
"Ini adalah strategi berisiko tinggi, kecuali Anda yakin bahwa pemain itu benar, itu bukan risiko yang akan diambil orang,” kata Marco.
Sejumlah klub tengah memantau situasi Messi di Barcelona. Empat klub sejauh ini dikabarkan siap menampung Messi, yaitu Inter Milan, Paris Saint-Germain, Manchester City, dan Manchester United.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
