Kamis 27 Aug 2020 15:16 WIB

Wapres: Ekonomi Syariah Relevan dengan Pembangunan

Ekonomi syariah dinilai wapres relevan dengan pembangunan.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Hafil
Wapres: Ekonomi Syariah Relevan dengan Pembangunan. Foto: Wapres Maruf Amin
Foto: KIP/Setwapres
Wapres: Ekonomi Syariah Relevan dengan Pembangunan. Foto: Wapres Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Ekonomi syariah yang dewasa ini terus berkembang di berbagai penjuru dunia termasuk di Indonesia bisa menjadi salah satu penopang konsep pembangunan yang berkelanjutan.

Karena itu ekonomi syariah sangat relevan dengan pandangan dunia moderen, dalam mendorong konsep-konsep pembangunan yang mampu mewariskan sumber daya secara optimal bagi generasi dunia berikutnya.  

Baca Juga

Hal ini ditegaskan oleh Wakil Presiden (Wapres) RI, Prof Dr KH Ma’ruf Amin pada pidato kunci International Islamic Civilization Conference yang digelar secara daring oleh Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Kamis (27/8).

Menurutnya, tema besar ‘Perspektif Islam tentang Pembangunan Berkelanjutan dan Peran Ekonomi Islam terhadap Keuangan Global di Millennium ke III’ yang diusung Unissula dalam Konferensi Peradaban Islam Internasional tersebut sangat relevan.

Terutama dengan pertanyaan mendasar tentang pembangunan yang berkelanjutan di era moderen sekarang serta tantangan agar dapat mewariskan sumber daya yang optimal bagi generasi dunia yang akan datang.

Sebab praktif kegiatan ekonomi yang demikian progresif dewasa ini cenderung mendapatkan kritik keras dari berbagai kalangan. “Banyak yang berpandangan praktik ekonomi yang dilakukan cenderung ekploitatif baik kepada manusia maupun lingkungan,” jelasnya.

Karena hanya berorientasi pada keuntungan banyak pelaku ekonomi dengan membanyar gaji di bawah standar, mempekerjakan anak- anak dan perempuan tanpa memperhatikan aspek keselamatan secara layak, mengekploitasi sumber daya alam berlebihan, praktik pertambangan yang tak ramah lingkungan dan liannya.

“Oleh karena itu, menjadi sangat penting mengarahkan pola pembangunan yang berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs),” tambahnya.

Wapres juga menyampaikan, berdasarkan SDGs indeks tahun 2020, Indonesia memang mengalami berbagai peningkatan. Kendati begitu masih dibutuhkan penguatan dalam pencapaianya.

Karena posisi Indonesia masih berada di peringkat 101 masih tertinggal dari beberapa Negara di kawasan Asia Tenggara lainnya, seperti Filipina yang berada di peringkat 99, Malaysia 60 dan negara Thailand di peringkat ke-41.

Maka ia juga menekankan pentingnya SDGs yang sesuai dengan maqosid syariah yang sesuai dengan konsep keberlanjutan dan saat ini terus didorong agar sejalan dengan konsep triple bottom line (TBL/ 3P), yakni people (manusia), planet (bumi) dan profit (keuntungan).

“Konsep ini sejalan dengan konsep maqosid syariah yang mendorong kita menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga nasab dan menjaga harta,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Ma’ruf Amin sangat optimis bahwa praktik ekonomi syariah yang dewasa ini terus berkembang di berbagai penjuru dunia termasuk di Indonesia dapat menjadi salah satu penopang konsep pembangunan berkelanjutan yang dimaksud.

“Maka saya juga meyakini, penerapan ekonomi syariah semakin hari akan semakin relevan, apalagi jika dikaitkan dengan ekonomi keberlanjutan,” katanya.

Sementara itu, Konferensi Peradaban Islam Internasional Unissula kali ini dibuka oleh Rektor Unissula, Drs Bedjo Santoso MT PhD. Forum ini juga menghadirkan berbagai narasumber internasional.

Antara lain Prof Moncef Ben Abdel Jelil dari University of Sousse Tunisia; Dr Buerhan Saiti (Istanbul Sabahattin Zaim Turkey), Dr Yaser Allakham (Belgorod State Technological University Rusia).

Selain itu juga Dr Miftah Rohim (Universitas Hasyim Asyhari), Drs Himawan Bayu Patriadi MA PhD (Universitas Negeri Jember), Dr Ahmad Faosiy Ogunbado (Unissa Brunei Darussalam) dan Prijono (Bank Indonesia).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement