Kamis 27 Aug 2020 11:13 WIB

Khofifah Minta Perlindungan Perempuan dan Anak Diperhatikan

Kekerasan kepada perempuan dan anak, KDRT baik fisik maupun psikis harus dihentikan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, permasalahan yang timbul akibat wabah Covid-19 sangat luas dan dalam. Misalnya dampak ekonomi yang menimbulkan kemiskinan keluarga bertambah. Sehingga, berdampak pada munculnya kekerasan kepada perempuan dan anak, KDRT baik fisik maupun psikis. 

Begitu pula dampak sosial di bidang pendidikan bagi anak-anak. “Kita harus bergandengan tangan untuk mencari solusi efektif atas dampak sosial Covid-19 bagi perempuan dan anak,” ujar Khofifah melalui siaran persnya, Kamis (27/8).

Baca Juga

Khofifah berharap, Fakultas Psikologi dari berbagai perguruan tinggi di Jatim dapat membangun sinergi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jatim untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bahkan, dia juga mendorong elemen lainnya, seperti aktivis perlindungan perempuan dan anak untuk terlibat.

“Pendekatan yang membutuhkan terapi psikososial bisa dilakukan para psikolog. Karena mereka memiliki jaringan untuk menyiapkan konselor lebih banyak lagi,” ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Jatim Andriyanto mengatakan, pemberdayaan perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan  gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan perempuan haruslah dilakukan secara holistik dengan memperhatikan seluruh aspek. Yaitu di bidang kesehatan, ekonomi, sosial budaya, dan pendidikan.

Menurutnya, belum ditemukan vaksin Covid-19, tidak bisa menunggu kesehatan dan ekonomi pulih terlebih dahulu untuk melakukan reformasi sosial. Menurutnya, pemulihan sosial sejatinya paralel, integrasi dan konvergen dengan percepatan pemulihan sektor kesehatan dan ekonomi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement