Rabu 26 Aug 2020 19:31 WIB

Kadin Sebut Industri Tekstil Masih Gagap Tekuni Pembuatan AP

Industri tekstil dalam negeri saat ini masih banyak terfokus pada produk pakaian.

Pekerja di industri tekstil
Foto: Rezza Estily/Antara
Pekerja di industri tekstil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan Benny Soetrisno menilai industri tekstil dalam negeri masih gagap dalam pembuatan baju hazmat atau alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis yang menghadapi pasien Covid-19 Menurut Benny, industri tekstil dalam negeri saat ini masih banyak terfokus pada produk pakaian, sedangkan potensi untuk non pakaian belum banyak yang menekuninya.

"Bagaimana untuk tekstil yang non pakaian, masih luas sekali. Sampai hari ini terjadi Covid-19, kita pun gagap menanggapi pembuatan APD karena bahan bakunya kita tidak punya," kata Benny dalam webinar bertajuk Penyelamatan Industri Tekstil di Jakarta, Rabu (26/8).

Baca Juga

Benny menilai ketidaksiapan industri tekstil dalam pembuatan APD kala itu karena ketiadaan bahan baku, sehingga masih harus impor. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa keterlibatan seluruh pihak untuk memajukan industri sangatlah penting karena selain menciptakan lapangan kerja, industri pada umumnya juga berperan dalam meningkatkan devisa negara.

Untuk memajukan sektor industri, Benny menyebutkan ada tiga pilar yang perlu dioptimalisasi, yakni pembiayaan, power dan main power. Ketiga pilar ini dinilai penting untuk mendorong produk yang dihasilkan industri dapat berdaya saing di pasar global.

"Misalnya lembaga keuangan, produk-produk pembiayaannya masih seperti dulu. Saya mulai industri di tahun '82, ya masih seperti itu, belum ada produk pembiayaan yang baru," kata dia.

Selain itu, harga listrik untuk industri juga masih terbilang mahal dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, sehingga hasil produk menjadi mahal dan kurang berdaya saing di pasar dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement