Kamis 27 Aug 2020 00:16 WIB

AS Tuding Dubes RI untuk PBB tak Berani Sanksi Iran

Sanksi AS untuk Iran ditolak oleh RI.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
AS Tuding Dubes RI untuk PBB tak Berani Sanksi Iran. Foto: Gedung markas Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) di New York.   (AP/Julie Jacobson)
AS Tuding Dubes RI untuk PBB tak Berani Sanksi Iran. Foto: Gedung markas Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) di New York. (AP/Julie Jacobson)

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW YORK -- Duta Besar AS untuk PBB Kelly Craft menyatakan, AS tidak akan pernah mengizinkan negara sponsor terorisme terbesar di dunia dengan bebas membeli dan menjual pesawat, tank, rudal, dan senjata konvensional lainnya. Termasuk juga kepemilikan senjata nuklir.

Hal itu disampaikan Craft menanggapi penolakan Presiden Dewan Keamanan PBB terhadap permintaan AS untuk memberlakukan semua sanksi kepada Iran. Dia pun menuding DK PBB yang saat ini dipimpin Dubes Indonesia untuk PBB, Dian Triansyah Djani, kurang memiliki keberanian dan kejelasan moral.

Baca Juga

"Iran mengobarkan konflik dan pembunuhan di seluruh dunia karena memasok senjata ke milisi proksi dan kelompok teroris," kata dia sebagaimana dilansir di The National, Rabu (26/8).

Menurut Craft, kondisi ini tentu membuat Rusia dan China berada di atas angin karena merasa senang atas disfungsi dan kegagalan DK PBB mengambil keputusan. Dia mengatakan kini Iran merayakan pengaruh barunya atas negara-negara bebas di dunia. Sedangkan Hizbullah, rezim Houthi dan Nicolas Maduro di Venezuela tentu juga menyambut pengaruh baru Iran.

Selain itu, Craft juga mengkritik negara-negara Eropa karena menentang langkah untuk mengenakan sanksi pada Iran. Dia menegaskan, pemerintahan AS di bawah Donald Trump tidak takut berdiri secara terbatas dalam persoalan ini, karena menurutnya, kebenaranlah yang memandu tindakan AS.

"Saya hanya menyesal bahwa anggota lain dari dewan ini telah tersesat dan sekarang mereka berdiri di tengah-tengah teroris," kata Craft.

Di sisi lain, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menyebut keputusan Presiden DK PBB itu sebagai langkah yang bijaksana. Sebab, hampir seluruh dewan menegaskan kebutuhan terpenting untuk melestarikan JCPOA, yang menurutnya penting bagi seluruh komunitas internasional, termasuk AS.

"Saya berharap Amerika Serikat pada akhirnya dapat merealisasikannya, dan tidak menempuh jalur ini yang tidak hanya ilegal tetapi juga tidak akan mengarah pada pencapaian hasil yang diharapkan oleh Amerika Serikat," katanya.

Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun menyebut kesimpulan Presiden DK PBB sebagai langkah yang tepat menuju arah yang benar. Dia mengatakan Beijing bertekad untuk mempertahankan multilateralisme, JCPOA dan perdamaian Timur Tengah. "Saya dapat meyakinkan Anda bahwa upaya mereka tidak akan pernah berhasil," katanya.

(umar mukhtar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement