Rabu 26 Aug 2020 06:33 WIB

Bisnis di Masa AKB, Hipmi: Yang Penting tak Rumahkan Pegawai

Pengusaha didorong shifting atau mengubah jenis usaha dan diferensiasi bisnis. 

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolandha
Penjahit memakai contoh pakaian alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis di Bandung, Jawa Barat, Senin (13/4). Masa pandemi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) berdampak pada berbagai sektor, terutama sektor ekonomi dan bisnis. Berbagai solusi dilakukan pengusaha di tengah masih adanya penularan Covid-19, seperti shifting atau mengubah jenis usaha dan diferensiasi. 
Foto: ANTARA/m agung rajasa
Penjahit memakai contoh pakaian alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis di Bandung, Jawa Barat, Senin (13/4). Masa pandemi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) berdampak pada berbagai sektor, terutama sektor ekonomi dan bisnis. Berbagai solusi dilakukan pengusaha di tengah masih adanya penularan Covid-19, seperti shifting atau mengubah jenis usaha dan diferensiasi. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa pandemi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) berdampak pada berbagai sektor, terutama sektor ekonomi dan bisnis. Berbagai solusi dilakukan pengusaha di tengah masih adanya penularan Covid-19, seperti shifting atau mengubah jenis usaha dan diferensiasi. 

Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bidang 9 Pengusaha Rose Yunita Latuconsina menyampaikan, sebelum pandemi Covid-19, bisnis yang ia miliki berjalan di sektor properti. Namun, akibat pandemi, usahanya terdampak dan terhambat. 

Baca Juga

Kondisi ini mendorongnya terus melakukan inovasi dengan terus berkreasi. Alhasil hingga saat ini, dia melanjutkan, bisnis yang ia miliki bergerak dalam produksi tas multifungsi. Tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, bisnis ini pun berperan untuk menggalang dana bagi anak Indonesia yang kurang mampu.

“Saat ini, kami melakukan inovasi dan kreasi dengan membuat tas multifungsi. Ada donasi (charity) nya juga,” ujar Rose saat berdialog di Media Center BNPB, Jakarta, Selasa (25/8).

Ia menyebutkan setiap pembelian satu tas itu artinya klien telah ikut menyumbang satu kotak susu untuk anak-anak yang kurang mampu demi kecerdasan dan demi meningkatkan kesehatan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik

Rose menjelaskan bahwa bisnis properti yang ia miliki masih berjalan tetapi dengan beberapa penyesuaian, yaitu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan saat bekerja dan terus mencari solusi dari masalah yang datang.

Rose menegaskan bahwa sebisa mungkin bisnis yang ia jalani tidak merumahkan para karyawannya. Bagi Rose, menjalankan bisnis tidak hanya berorientasi pada pendapatan pribadi tapi juga pendapatan karyawan. Oleh karena itu, ia menyebutkan diferensiasi dan shifting menjadi salah satu solusi agar bisnis tetap berjalan.

Pada kesempatan yang sama, pengusaha Jaqueline Margareth Sahetapy selaku Ketua Umum HIPMI BPD Maluku mengatakan bahwa bisnis yang ia miliki pun terdampak oleh pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, bisnis yang ia miliki berjalan pada sektor jasa konstruksi. Namun, saat ini Jaqueline memulai bisnis baru, yaitu menjual alat kesehatan dan menjual ikan tuna dari Maluku ke Jakarta.

“Di Maluku potensi sumber daya lautnya sangat besar sekali, dengan begitu kita membantu nelayan dalam kondisi seperti ini. Saya membantu penjualan mereka di Jakarta,” tutur Jaqueline.

Sama halnya dengan Rose, Jaqueline tetap menjalankan bisnis yang sebelumnya telah ia bangun, yaitu jasa konstruksi. Namun dengan berjalannya bisnis, ia melakukan beberapa penyesuaian. 

"Untuk pekerja di lapangan juga tetap harus ada protokol kesehatannya, pakai hand sanitizer, masker, tetap harus jaga jarak,” ujar Jaqueline.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement